21

3.6K 435 15
                                    

To: Mahluk Allah.

6 April 2004, tepat nya ditaman bermain yang terletak di tengah komplek. Disana awal pertama saya bertemu dengan kamu, seorang anak perempuan yang tidak bisa berbicara huruf R.

Kamu ingat? Saat itu kamu memperlihatkan gambar kecoa kamu yang membuat seluruh tubuh saya menegang karena takut. Kamu juga yang memberitahu kalau dirumah kamu banyak kecoa nya, itu agak Creepy bagi saya yang mempunyai phobia terhadap hewan tersebut.
 
Prince Arka, suatu nama yang kamu berikan pada saya. Nama itu tertulis jelas dibuku gambar kamu yang saat ini masih saya simpan dengan baik.

Navisya, sebuah nama yang saya dengar dan saya ingat sampai sekarang. Nama yang menjadi pegangan saya untuk dapat kembali menemukan kamu. Sejak hari itu, kamu sama sekali tidak terlihat lagi di taman itu.
 
Dan hari itu, disebuah toko buku, saya berhasil menemukan kamu kembali.
Apakah kamu masih mengingat saya? Jika tidak, tunggu sampai saya bisa memiliki kamu, nanti saya akan ceritakan semua nya.

Oh iya, jika kamu sudah menerima novel ini. Tolong dibaca dan dijaga baik-baik ya.

Dari saya, penggemar pertamamu.

Sebuah cairan bening keluar dari sudut mata Navisya, ia kembali membaca isi surat itu. Kini, yang terlintas di kepala nya hanyalah segala usaha Arka yang berjuang untuk mencari dirinya.

Tanggal yang tertera dalam surat tersebut sama persis dengan tanggal dimana dirinya terakhir main disebuah taman yang tidak ia ingat dengan jelas. Saat itu ia sempat mengambil foto, setelah membaca surat itu, ia kembali melihat tanggal kapan dan dimana foto itu diambil.

Seluruh cerita yang tertulis di surat itu juga semuanya benar, termasuk rumah dirinya yang terdapat banyak serangga kecoa.

Terlebih, ternyata orang misterius yang mengaku sebagai penggemar pertamanya adalah Arka. Orang yang selama ini ingin ia temui untuk mengucapkan terima kasih adalah suaminya sendiri.

Dengan diterpa angin malam, Navisya menatap ke langit sambil menghapus air mata nya yang menetes. Ia pun tersenyum.

"Aku tahu, jika Engkau sudah berkehendak, maka tidak ada lagi yang bisa mengubah kehendak itu. Terima kasih karena telah mempersatukan diriku dengan dirinya, Ya Allah."

Kini, suasana haru menghiasi balkon kamar tersebut. Navisya kembali meneteskan air matanya dan cepat-cepat ia hapus kembali, ia berusaha untuk tidak mengeluarkan cairan bening itu lagi. Navisya takut Arka khawatir, jika ia melihat matanya yang membengkak akibat menangis.

Tak lama kemudian, dua tangan kekar melingkar di pinggang Navisya. Sebuah kepala juga tersandar dibahu dirinya, ia tahu siapa pemilik anggota tubuh ini.

"Assalamualaikum, Mas pulang." bisik Arka di telinga Navisya yang saat ini tertutup kerudung.

"Waalaikumsalam, Prince Arka." balas nya sambil berbalik dan memeluk erat suaminya, Arka terkejut melihat sikap Navisya yang seperti ini. Ia pun ikut membalas pelukan itu.

"Kenapa? Hm?" tanya Arka lembut sambil mengelus puncak kepala Navisya.

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Untuk segalanya, terutama untuk seluruh cinta dan usaha yang telah Mas lakukan untuk aku." jawab Navisya sambil tersenyum dengan memperlihatkan rentetan giginya yang rapih.

"Kalau itu kamu gak perlu berterima kasih, itu udah jadi tugas Mas untuk selalu mencintai serta menyayangi kamu." jawab Arka dengan senyum tipis di bibir nya.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang