8

4K 510 39
                                    

Navisya mengemaskan seluruh bukunya kedalam tas, jadwal kuliah nya hari ini telah selesai. Ia segera memakai tas nya dan berjalan keluar meninggalkan kelas.

Universitas Karya Mandiri, adalah tempat dimana Navisya menimba ilmu saat ini. Jurusan yang ia ambil adalah kedokteran, karena itu adalah salah satu cita-cita Navisya yang sangat ingin ia capai.

Di Univ ini juga, tempat Arka berkuliah. Namun, jurusan yang diambil berbeda dengan Navisya. Arka mengambil kejuruan Manajemen, karena suatu saat dirinya lah yang akan mengambil alih perusahaan papah nya.

Navisya berjalan menyusuri koridor, ia hendak meninggalkan fakultas dan pergi pulang kerumahnya. Hari ini adalah hari dimana dirinya akan dilamar oleh Arka, banyak hal yang harus ia siapkan dirumah bersama mamahnya.

Namun, dirinya sedang terheran. Saat ini hatinya masih terasa sulit untuk memilih keputusan, padahal ia sudah melaksanakan shalat Istikharah. Navisya menghela nafasnya, menghilangkan segala pikiran yang mengganggu. Ia yakin, Allah pasti akan memberinya petunjuk yang bagus dan baik untuk masa depan nya.

"Navisya!" panggil seseorang dengan suara yang sangat nge-bass itu. Navisya menghentikan langkahnya, kemudian berbalik.

Terlihat seorang laki-laki tengah berjalan ke arah nya sambil tersenyum, membuat seluruh perhatian di koridor fakultas kedokteran itu tertuju padanya.

Navisya segera menundukkan pandangan nya, ia tak mau menatap laki-laki yang bukan makhram nya itu.

"Mau pulang, Sya?" tanya nya, Navisya mengangguk.

"Mau saya antar?" tawarnya, Navisya menggeleng cepat.

"Gak usah kak, nanti kak Adnan repot." tolak nya, ia tidak mau dirinya membebani orang lain. Selain itu, ia juga tidak mau dirinya menjadi perhatian karena pulang bersama orang yang sangat populer di kampus itu.

Adnan Rayzan, dia adalah senior Navisya. Adnan adalah mahasiswa tingkat akhir, sama dengan Arka. Selain itu, dia adalah seorang presma yang sangat di idam-idamkan di Universitasnya, banyak sekali kaum hawa yang sering menggodanya untuk menjadikan dirinya pacar. Siapa yang tidak tergila-gila dengan laki-laki yang satu ini? Tampan, calon dokter, dan punya jiwa kepemimpinan yang tinggi.

Adnan tersenyum, ia tahu kalau Navisya pasti akan menolak nya dengan berbagai alasan.

"Bener nih gak mau?" tanya nya sekali lagi, Navisya mengangguk. Adnan pun mengerti.

"Tapi kapan-kapan izinin saya nganter kamu pulang, ya? Sekalian ketemu orang tua kamu." lanjut Adnan, Navisya terkejut mendengar itu.

"Hm?"

"Udah-udah, lupain, hehe." ucap Adnan sambil terkekeh.

"Oh iya Sya, saya mau kasih sesuatu sama kamu," Adnan segera membuka resleting tasnya dan mengambil sesuatu dari sana.

"Nih." Adnan menyodorkan satu buku novel yang sepertinya baru terbit, Navisya menatap novel itu kemudian beralih pada Adnan.

"Ambil," ucap Adnan, Navisya mengambil novel itu.

"Hhmm, Sya..." panggilnya, Navisya segera mendongak.

"Kali ini saya gak akan bersembunyi lagi, hari ini saya mengumpulkan segala keberanian untuk ngasih novel ini ke kamu."

"Dan kamu tau gak?" tanya nya, Navisya mengkerutkan keningnya.

"Saya adalah penggemar berat kamu, dan sepertinya saya adalah penggemar pertama kamu disini, hehe." ucapnya sambil terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mendengar ucapan Adnan tadi, Navisya mematung. Pikiran nya bertanya-tanya,penggemar pertama? Jadi, apakah Adnan adalah seseorang yang telah memberikan novel itu kepadanya? Atau bukan? Navisya menatap Adnan, ia sangat ingin bertanya saat ini.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang