32

2.8K 298 21
                                    

Song🎶: Love Sight

Bacanya sambil dengerin lagu ini deh, supaya tambah kerasa feel nya. Wajib banget, hehe.

-------

"Kamu itu ibarat bintang yang menghiasi langit, seperti bulan yang memberikan cahaya digelapnya malam hari, juga seperti matahari yang selalu menghangatkan hati Mas."

Arkano Junaedi Pratama.

-

-

-

Arka tersenyum saat melihat Navisya berdiri didepannya. Tak sia-sia ia mengeluarkan tenaga lebih demi mencari sang istri. Rasa lelah yang Arka rasakan juga sepertinya terbayar lunas.

Navisya menggigit bibir bawahnya, ia sudah tak bisa menahan tangis nya lebih lama lagi. Akhirnya ia pun berlari ke arah Arka dan memeluk erat tubuh suaminya. Tangis Navisya pecah dipelukan itu. Arka pun langsung membalas pelukan Navisya sambil mencoba menenangkan sang istri dengan mencium puncak kepalanya.

"Maafin Mas, ya? Mas udah kelewatan. Semua perkataan Mas tadi itu berasal dari emosi Mas, gak ada yang benar." kata Arka, ia terseyum.

"Kamu itu ibarat bintang yang menghiasi langit, seperti bulan yang memberikan cahaya digelapnya malam hari, juga seperti matahari yang selalu menghangatkan hati Mas. Kamu..." air mata Arka jatuh, ia kembali mengecup kepala Navisya. Tak peduli dengan orang-orang disekitar yang kini menatap ke arahnya.

"Kamu itu adalah kebahagiaan Mas. Hampir semua tentang kamu melebihi dari apa yang Mas ekspetasikan. Jadi, sekali lagi Mas minta maaf sama kamu." lanjutnya, tangis Navisya semakin pecah. Ia menggeleng didalam pelukan itu.

"Aku yang seharusnya minta maaf... Hiks. Semua ini salah aku. Mas gak salah."

Arka melepaskan pelukannya dan menatap sang istri dengan tatapan lembut. Ia mengelap seluruh air mata yang membasahi pipi Navisya.

"Gak ada kata maaf untuk kamu." Arka tersenyum, "Mas gak mau denger kamu minta maaf sama Mas karena Mas akan selalu memaafkan apapun kesalahan kamu. Dan ingat," Arka kembali memotong ucapannya. Ia mengangkat tubuh Navisya dengan gaya Bridal Style, Navisya yang terkejut itu langsung melingkarkan tangannya di leher Arka.

"Kamu harus ingat kalau Mas selalu mencintai dan menyayangi kamu."

Navisya menatap mata Arka lebih dalam lagi. Suaminya ini jujur dalam mengatakannya, tak ada kebohongan.

"Jadi, sekarang kita pulang, ya? Apa mau beli sate dulu?" tanya Arka, Navisya terkekeh sambil sedikit meredakan tangisnya. Ia menggeleng.

"Kita pulang aja, Mas." jawabnya, Arka mengkerutkan kening.

"Gak jadi beli sate? Tadi katanya pengen, kasihan anak Mas kalau kepengenannya gak diturutin."

"Oh jadi Mas cuma peduli sama anak kita aja?" sambar Navisya, Arka mengerjap.

"Enggak, gak gitu. Mas juga peduli sama ibu dari anak Mas." Navisya tersenyum.

"Aku gak jadi minta sate. Sekarang mau pulang aja, temenin Mas istirahat." mendengar ucapan itu Arka mengangguk, ia mulai melangkahkan kakinya.

"Yaudah, sekarang kita pulang. Badan Mas udah lengket, belum mandi." kata Arka, Navisya mengubah ekspresinya menjadi jijik.

"Ih jorok, pantesan aja bau. Turunin aku Mas, nanti aku ikut bau juga." Arka menggeleng.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang