20

4.1K 412 18
                                    

Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak menginginkan harinya berjalan sesuai dengan keinginan dan kemauan. Semua pasti ingin hal demikian, namun hal tersebut jarang terjadi di setiap keseharian kita.

Semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Tidak ada orang yang bisa membatalkan atau mengubah takdir tersebut. Sebagai seorang hamba-Nya, kita harus percaya bahwa Allah pasti selalu punya cara sendiri untuk kita dalam menjalankan keseharian. Dibalik semua kejadian atau peristiwa pasti ada hikmah nya tersendiri, kita saja yang sering sekali tidak menyadari nya.

Sama seperti Navisya, hari ini sepertinya Allah tengah menguji kesabaran dirinya. Tadi pagi saat baru memasuki kelas, dirinya sudah mendapat omelan dari dosen karena terlambat. Padahal setahu dirinya, waktu masuk itu masih kurang 10 menit lagi.

Beruntung nya hanya omelan, tidak ada hukuman lain lagi selain itu. Namun kali ini, tepat saat dirinya keluar dari Universitas tersebut. Seorang perempuan dengan segerombolan teman nya menyiram dirinya dengan seember air sabun.

Pelaku dari kejadian itu adalah Lidya. Perempuan yang akhir-akhir ini sering mengganggu dirinya. Entah apa salah Navisya pada dirinya sampai ia tega berbuat seperti itu, Navisya pun sangat bingung sekaligus tidak tahu.

"Ups!" ucap Lidya sambil menutup mulut nya dan sedikit tersenyum.

Navisya memandang dirinya yang saat ini tengah basah kuyup. Banyak mahasiswa lain yang menatap kearah nya dengan ekspresi terkejut.

"Astagfirullah." kata nya beristighfar, rasanya ia ingin sekali meluapkan emosi nya. Tapi ia sadar, meladeni orang seperti Lidya hanya akan menguras tenaga dan membuang-buang waktu saja.

Yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah beristighfar dan berulang kali menyebut asma Allah. Menyabarkan dirinya agar tak terjadi hal lain yang bisa menimpa dirinya.

"Maaf, gue kira gak ada orang." sambung Lidya dengan suara yang sedikit melembut.

"Tapi menurut gue, orang kaya dia lebih baik disiram kaya gini. Biar gak gatel sama cowok-cowok." timpal salah satu teman Lidya yang dibalas tawa oleh teman-teman nya yang lain.

Navisya mencengkram kuat
Rok yang ia kenakan, lalu ia pun memutuskan untuk pergi dari tempat yang sekarang telah menjadi kerumunan orang itu.

Rasanya ia ingin menangis saja, ini adalah pertama kali nya Navisya diperlakukan seperti ini oleh orang lain.

Jika saat ini Salsa sedang bersama dengan Navisya, pasti dia sudah bertengkar habis-habisan dengan Lidya yang hanya akan memperumit keadaan. Beruntung nya Salsa sedang ada sesuatu yang mengharuskan dirinya pulang terlebih dahulu.

Ketika Navisya sudah sedikit menjauh dari kerumunan orang tadi, seorang laki-laki berdiri di depan menghalangi jalan dirinya. Ia mendongak sebentar lalu kembali merunduk.

"Maaf, permisi." Navisya sedikit berbelok untuk menghindar dari orang itu. Namun laki-laki itu malah ikut menggeser tubuh nya dan kembali menghalangi.

"Pake ini." laki-laki itu menyodorkan sebuah jaket bomber untuk Navisya kenakan. Navisya memandang jaket itu kemudiang menggeleng.

"Terima kasih. Tapi maaf, saya harus pulang. Permisi." tolak Navisya lalu kembali melanjutkan langkah nya, dengan cepat laki-laki itu menggapai tangan Navisya untuk menahan nya agar tidak pergi.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang