Navisya kini sedang berada dikelas, ia mengeluarkan novel nya dari dalam tas untuk mengisi kekosongan waktu. Sambil menunggu dosen datang, lebih baik ia membaca novel daripada bermain gawai.
Lagi pula, tak ada yang spesial digawainya. Ia hanya menggunakan gawai jika dirinya sudah merasa bosan membaca, dan itupun hanya untuk mengecek pesan dan sedikit membuka aplikasi Instagram untuk melihat pembaruan terkini.
Saat Navisya baru membaca beberapa paragraf, seorang perempuan datang dan menarik sebuah kursi untuk duduk didekat nya.
"Assalamualaikum, istri orang." salam Salsa, Navisya menoleh kemudian tersenyum.
"Waalaikumsalam, bumbu dapur." jawab Navisya sambil balik meledek. Salsa menepuk pelan bahu Navisya, kemudian keduanya tertawa.
"Gimana malam pertamanya? Lancar?" tanya Salsa penasaran. Navisya tersenyum, sahabatnya yang satu ini memang selalu kepo dengan urusan dirinya.
"Alhamdulillah lancar."
"Udah di Unboxing?" tanya Salsa lagi, Navisya terkekeh kemudian menutup kuping. Ia tidak mau mendengar pertanyaan yang seperti itu.
Memang nya masalah seperti itu haru banget diberi tahu kepada orang lain? Navisya sungguh tak habis pikir dengan orang yang menanyakan itu kepadanya.
"Ih kok gitu si?"
"Btw, gimana rasanya jadi istri Arka? Laki-laki yang dikagumi oleh seluruh mahasiswi di kampus." tanya Salsa lagi, Navisya segera menutup mulut Salsa dengan tangan nya. Ia tak mau semua orang tahu kalau dirinya telah menikah dengan Arka.
"Ssstt, jangan kenceng-kenceng! Nanti kedengeran yang lain." ucap Navisya sambil melihat ke kanan dan kirinya. Salsa segera mengangguk, Navisya pun menjauhkan tangan nya dari mulut Salsa.
"Emang kenapa sih? Lo malu?" Salsa melipat tangan nya di dada.
"Kalo gue jadi lo, gue langsung umumin di lapangan. Pake toa kalo perlu biar semua mahasiswa dan dosen tau." lanjut Salsa. Navisya hanya tersenyum padanya.
"Ada alasan kenapa aku kaya gitu. Bukan karena malu, tapi ada sesuatu yang aku takutkan jika berita itu udah menyebar luas ke seluruh mahasiswa." sahut Navisya menjawab pertanyaan Salsa tadi. Salsa menatap Navisya, kemudian menghela nafas.
"Yaudah, terserah lo aja. Gue dukung apapun pilihan lo, tapi..." Salsa mengambil nafas sejenak, Navisya menatap nya serius.
"Gue sebagai penganggum Arka, cemburu ngeliat lo nikah sama dia." lanjut Salsa dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin. Navisya tersenyum lalu merangkul sahabatnya itu.
"Jangan gitu dong. Nanti kamu juga pasti akan bertemu dengan laki-laki seperti Arka, mungkin lebih baik dan lebih tampan dari dia." kata Navisya menenangkan Salsa, Salsa langsung tersenyum.
"Aamiin. Semoga aja Ya Allah, gak dapet Arka, tolong dekatkan hamba dengan Adnan."
Navisya mematung mendengar nama Adnan, pikiran nya tiba-tiba teringat pada saat Adnan melamar dirinya dan memukuli Arka. Entah kenapa dirinya akhir-akhir ini sangat sensitif jika mendengar nama Adnan, sangat mengganggu pikiran nya.
Salsa menepuk bahu Navisya, ia pun segera tersadar dari lamunan nya.
"Sya, dipanggil tuh." ucap Salsa sambil menunjuk ke arah pintu. Navisya menoleh, terdapat sekelompok perempuan tengah menunggu nya disana.
"Siapa?" tanya Navisya pada Salsa, Salsa menggeleng.
"Samperin gih, gue temenin." Navisya mengangguk mendengar itu, keduanya pun berjalan menghampiri orang yang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASYA
RomanceROMANCE-ISLAMI ON GOING AWAS BAPER⚠ "Yang namanya usaha, pasti tidak akan mengkhianati hasil." Kata-kata itu terus terulang dikepala Arka, membuat dirinya semakin bersemangat untuk menggapai cinta seorang perempuan yang telah lama ia impikan. Segala...