prolog

8.6K 277 7
                                    

Selamat datang di cerita baruku
Semoga kalian suka 😊

Bismillahirrahmanirrahim

***

"Kamu bener boyong Minggu depan?" Tanya Afisa, sahabatku sejak aku masuk di pesantren ini enam tahun lalu. (Boyong = pindah)

Di tengah-tengah tumang-tumang yang berjejer, hanya kami berdua disini. Tak ada santri yang lain. Sebab jam masak santri sudah lewat. Kebetulan aku dan Afisa sedang berpuasa hari ini, membuat kami memasak ba'da asar.

"Iyaa" jawabku yang sedang menggoreng bakwan.

"Yahh terus aku sama siapa?"

"Emang di pondok ini kamu sendirian?"

"Ya engga sih, cuma kan aku ga bisa jauh dari kamu"

"Pengen tak siram Karo minyak panas Kowe" (ingin ku siram pakai minyak panas kau)

"Jahat eram" ucapnya sebal, membuat ku tertawa. (Eram=banget)

"Sya kamu masih belum mau nikah kan?" Tanya Afisa tiba-tiba.

"Iya" jawabku asal sembari mengangkat panci yang berisi sayur asem itu.

"Hah? Bener? Karo sopo? Kapan yang lamaran?" (Sama siapa)

"Kemaren"

"Hilih tak kiro tenan Lo" ucapnya melempar kulit asem padaku. (Yahh ku kira beneran)

"Hehe tenang Sa, kalo aku lamaran kamu tak kasih tau, insyaallah"

"Awas Lo ya!"

"Iya iya. Btw kamu mau ngabdi disini kan?"

"Iya, itung-itung ngalap barokahnya Bunyai sama pak Yai. Sapa tau pas diangkat jadi mantu"

"Heleh itu mah mau mu"

"Lahh salah ta? Lawong Putrane Pak Yai isih onok seng bujang kok e" ucapnya tertawa pelan. ( Salahkah? Putra dari pak Yai masih ada yang belum nikah kok)

"Sak sir mu wes...." Jawabku menyerah. (Sesukamu saja lah)

Akhirnya kami segera menyelesaikan pekerjaan ini, sebab jam 4 sore akan ada Diniyah.

"Mahreen" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang