Kabar gembira menyelimuti kelas 11 unggulan. Pak Bandon selaku guru olahraga tidak bisa hadir karena masih menjalankan rapat di sekolah lain.
Karena waktu yang sudah mepet istirahat, kelas 11 unggulan memilih menempati kantin terlebih dahulu.
"Baby Lion."
"Kenapa hm?"
"Aku mau ke toilet dulu sebentar, kamu duluan aja ke kantin."
"Aku anter ya."
"Nggak usah, aku cuman sebentar aja."
Bara khawatir jika terjadi sesuatu, walaupun sebentar, menurutnya itu sangat penting. Ia tidak mau kecolongan.
"Tapi nanti kalau ada apa-apa gimana?"
"Tenang, aku cuman sebentar aja. Janji deh."
Sahabat Bara dan Felicia sedari tadi berdiri di samping dan belakang mereka. Di depan sudah memperlihatkan kantin yang masih sepi.
"Ya elah. Bu Bos mau ke toilet biarin aja sih, keburu keluar di sini nanti," canda Eric. Ternyata Bara sangat possessive. Cocok dengan wajahnya yang kejam.
"15 menit. Lebih dari itu aku samperin."
"Ya nggak gitu juga. Terserah kamu deh."
"Ya udah sana, aku pesenin kamu makan dulu."
Felicia beranjak dari tempat. Ia berjalan menuju toilet yang tidak jauh dari kantin. Koridor kelas tampak sepi karena jam pelajaran masih belum selesai.
Sesampainya di toilet ia langsung masuk ke dalam salah satu bilik. Selesai dengan kegiatannya, ia keluar lalu mencuci tangan di wastafel dan membenarkan rambutnya di depan kaca.
Suara langkah kaki beberapa orang membuat Felicia mengalihkan penglihatannya sedetik. Ternyata mereka adalah para gadis yang berdandan sedikit mencolok dan berbaju ketat. Ya, geng alay yang sering di sebut Kyla dan Rea.
"Shhh...."
Felicia meringis saat gadis yang bernama Angel sengaja menyenggol bahunya keras. Sampai-sampai punggungnya terhantam pinggir wastafel berlapis kaca.
Mereka berempat Angel, Rika, Aura, dan Vani menatap remeh Felicia seakan dirinya kuman.
"Oh, lo anak baru itu?" tanya Angel sok cantik.
"Iya. Kalian siapa?" tanya balik Felicia. Ia hanya berdiri angkuh tanpa takut sama sekali.
"Belagu lo jadi anak baru!" sinis Aura.
"Nggak ada apa-apanya dia sama kita. Gembel!" ejek Vani sembari memperlihatkan wajah sok imutnya.
"Ups..., kasihan," tambah Rika.
Mereka serempak tertawa renyah. Seolah mengejek kehadiran Felicia. Gadis itu tertawa dalam hati. Tak merasa tersinggung atau pun marah. Jika dilihat-lihat mereka tidak sebanding dengannya. Lihat saja penampilan mereka seperti wanita bayaran di club malam. Sangat tidak pantas untuk di sebut anak pelajar. Di antara mereka sebenarnya yang paling cantik adalah Aura, dia terlihat manis namun sayang sekali ia malah menjadi gadis tidak berattitude.
Angel memutari tubuh Felicia. Memandang gadis itu rendah. Tangan Angel terangkat untuk memegang rambut Felicia yang sedikit merah. Walaupun tidak pernah ia warnai.
Dengan sigap Felicia mencekal tangan Angel yang hampir memegang rambutnya. Mata mereka saling beradu.
"Tangan lo kotor, jangan pernah sentuh gue! Lo nggak selevel!"
Nada Felicia pelan dan rendah. Namun sangat menusuk di hati Angel. Membuat emosi gadis itu memuncak.
Felicia melangkah pergi dari hadapan mereka. Langkahnya terhenti saat Angel mengeluarkan sebuah kalimat yang membuatnya terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
My King (END)
Teen FictionKeluarga bermarga Raja adalah keluarga yang selalu dihormati. Tidak ada yang berani menentang mereka. Meskipun ada, mereka harus menghilang atau memilih untuk mati. Barata Almaraja. Seorang laki-laki yang paling kejam di keluarga Raja. Apa pun sela...