Malam ini suasana tampak lebih tenang dari hari sebelumnya. Udara terasa begitu sejuk. Sebuah menara yang menjulang tinggi di negara Prancis pun terlihat indah dengan tataan lampu yang sempurna.
Di dalam bangunan mansion besar terlihat sebuah keluarga kecil sedang asik berbincang-bincang di ruang keluarga dengan televisi yang masih menayangkan sebuah film remaja.
Seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa panjang sedari tadi memperlihatkan raut sedihnya. Bagaimana tidak, putri kesayangannya akan pergi ke negara lain. Ia sangat kurang setuju dengan keputusan itu. Rasa khawatir juga selalu ia rasakan.
"Sayang, kamu beneran mau ninggalin Mama?" tanya Sang Mama mencoba untuk meyakinkan kembali.
Perempuan cantik di samping wanita paruh baya itu menoleh. "Iya, Ma. Mama tenang aja, Feli baik-baik aja kok."
"Papa sebenarnya juga kurang setuju, tapi gimana lagi kamu kekeh banget pengen ke sana," tambah Sang Papa terlihat masih ragu melepaskan Felicia, anaknya.
Felicia Eliana adalah anak keluarga Radika satu-satunya. Perempuan yang tumbuh dengan begitu cantik dan manis. Ia memiliki sifat tegas dan terkadang sedikit manja. Felicia bukan tipe perempuan yang cengeng.
"Feli pengen ke sana, Ma. Di sana kan juga ada tante, jadi tenang aja," ucap Felicia meyakinkan mereka. Entah kenapa ia begitu ingin sekali pergi ke negara kelahirannya.
"Tetap aja kamu nanti tinggal di apartemen sendiri," gerutu Linda, Mama Felicia.
"Tenang, Sayang! Di sini aku nggak diam aja, aku udah siapin semua keamanannya," papar Radika, Papa Felicia tersenyum misterius.
Felicia menatap penuh tanya kearah papanya. "Maksud Papa apa?" tanyanya penuh selidik.
"Rahasia dong."
"Ishh..., Papa kok gitu." Radika terkekeh pelan melihat sang anak yang merasa kesal, tetapi ini demi kebaikannya.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 08.30 malam. Mereka terlalu larut dengan obralan yang terlihat menyenangkan. Sampai-sampai tak menyadari jika ini sudah memasuki jam istirahat.
"Udah sana kamu tidur! Besok kamu berangkat ke bandara jam 09.00," ucap Radika.
"Iya, Pa. Feli ke atas dulu," pamit Felicia. Sebelum ia beranjak pergi, tak lupa mengecup singkat pipi kedua orang tuanya.
"Oh iya, barang-barang kamu udah siap semua kan? Jangan sampai ada yang tertinggal!"
Felicia mengangguk pelan. "Udah kok, Pa. Tadi juga dibantu sama Mama."
"Oke."
Felicia mulai melangkahkan kaki menaiki tangga. Wajahnya terlihat sangat ceria. Akhirnya besok ia akan kembali ke negara yang sangat ia rindukan. Namun di sisi lain ia juga sangat sedih karena harus meninggalkan kedua orang tuanya, terlihat sekali raut kekawatiran di wajah mereka.
Tatapan Felicia tidak sengaja melihat sebuah bingkai yang masih terpasang di meja belajarnya. Ia mendekat dan segera meraihnya. Terlihat sekali dua insan yang tertawa bahagia di dalam foto itu. Betapa rindunya Falicia mengingat kenangannya dulu.
Rasa ngantuk tiba-tiba saja menyerang Felicia. Tanpa menunggu lama lagi, ia langsung merebahkan tubuhnya dan segera masuk ke dalam mimpi indahnya.
****
Waktu begitu cepat. Keluarga Felicia kini sudah berada di bandara dengan fasilitas yang menakjubkan. Pesawat-pesawat di teliti dengan sangat ketat.
5 menit lagi pesawat yang akan ditumpungi Felicia akan segera landas. Ia dan kedua orang tuanya sedang berada di sebuah sofa panjang untuk menunggu waktu keberangkatannya.
"Awas ya nanti kalau kamu di sana macem-macem!"
Felicia tekekeh pelan. Sedari tadi mamanya tak berhenti berbicara. "Iya Mamaku sayang."
"Fel."
"Iya, Pa?"
"Ingat ya, jangan berbuat seenaknya di sana! Kehidupan di sini dengan di sana itu berbeda."
"Iya, Feli inget kok."
Linda menatap sendu sang anak. Rasanya ia tak sanggup ditinggal olehnya. Felicia yang menatap mamanya seakan tau apa yang sedang ia rasakan. Dengan cepat Felicia memeluk Linda dengan erat.
"Mama jangan sedih dong! Feli nanti bakal sering ke sini kok. Feli kan di sana juga mau sekolah, biar sukses kayak Papa sama Mama," ucap Felicia yang masih di dalam pelukan Linda.
Tanpa Linda minta tiba-tiba air matanya menetes. "Mama bakal kangen sama kamu. Pokoknya kamu harus sering ke sini. Kalau ada apa-apa di sana langsung kabarin Mama!"
"Pasti kok. Jangan nangis dong, nanti Feli ikut sedih!"
Pelukan mereka seketika terlepas saat suara jadwal landas pesawat kembali diingatkan. Seluruh penumpang juga sudah diperintahkan untuk segera masuk ke dalam pesawat.
Radikan memeluk erat sang anak. Ia mengecup singkat kening Felicia. "Semua sudah Papa urus. Sekolah dan lain-lainnya nggak perlu kamu khawatirkan. Jaga diri di sana baik-baik!"
"Iya, Pa. Feli sayang sama Papa Mama."
Mereka bertiga berpelukan singkat. Dengan berat hati Felicia melambaikan tangannya dan langsung melangkahkan kaki menuju pesawat yang akan ia tempati. Ia sangat tak tega melihat mamanya yang tak berhenti meneteskan air mata. Seketika ia meruntuki waktu yang berjalan sangat cepat.
****
Di dalam pesawat Felicia sedari tadi menatap pemandangan luar dari jendela. Awan biru terlihat bersih tak ada goresan hitam sedikitpun. Tampak cuaca yang begitu cerah.
Felicia mengukir senyum manisnya. Sebuah foto seseorang terpampang jelas di layar ponselnya membuat ia tak sabar untuk segera sampai.
Karena masih beberapa jam lagi untuk sampai di negara kelahirannya, Felicia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Sesekali ia juga menyibukkan diri membaca novel remaja yang sudah ia bawa.
Felicia menghela nafas bosan. Sudah berjam-jam berada di pesawat membuatnya tak tahan, namun tak selang kemudian suara pemberitahuan membuatnya bersorak senang. Akhirnya 20 menit lagi pesawat akan mendarat. Pemandangan gedung-gedung tinggi di Indonesia sudah mulai terlihat jelas.
Waktu sudah menunjukan malam hari. Felicia menuruni tangga pesawat dengan senyumnya yang tak pernah pudar. Tanpa menunggu lama lagi, ia berjalan untuk mengambil barang-barangnya dan segera berangkat menuju apartemen yang sudah diperintahkan papahnya.
"Akhirnya udah sampai juga. Nggak sabar buat ketemu singa kecil," ucap Felicia sambil menatap beberapa orang yang sedang berlalu lalang menyusuri halaman bandara.
____________________________________
____________________________________Hai, kawan 🖐
Gimana nih? Kalian suka nggak?
Semoga pada suka ya sama cerita My King iniOh iya, jangan lupa buat vote dan komen ya!
Tunggu update
KAMU SEDANG MEMBACA
My King (END)
Teen FictionKeluarga bermarga Raja adalah keluarga yang selalu dihormati. Tidak ada yang berani menentang mereka. Meskipun ada, mereka harus menghilang atau memilih untuk mati. Barata Almaraja. Seorang laki-laki yang paling kejam di keluarga Raja. Apa pun sela...