27. Perselingkuhan?

39.5K 2.7K 176
                                    

Lonceng berbunyi, menandakan adanya pengunjung masuk ke dalam kafe. Kafe sederhana yang memiliki interior modern dan ciri khas anak pelajar zaman sekarang.

Meja bundar yang berdekatan dengan kaca besar terlihat sudah dipenuhi oleh sekelompok perempuan mengenakan seragam SMA lengkap.

"Aura kemana sih tu anak?" tanya Angel melipat kedua tangannya di depan dada.

"Mana gue tau," jawab Rika mengedikkan bahunya.

Angel menatap Vani geram. Gadis itu sedari tadi tak berhenti menyisir rambutnya. "Lo gila Van! Udah deh berhenti ngurusin rambut lo itu!"

"Kok sewot. Rambut gue lagi butuh belaian, udah lama nggak ke salon," balas Vani santai. Ia melanjutkan kegiatannya. Tak memerdulikan beberapa pasang mata yang memandangnya aneh.

"Teman lo, Njel," cibir Rika geli.

"Malu-maluin." Angel memalingkan wajahnya malu.

"Ya udah si, kalau malu tutup mata aja," sanggah Vani membuat Angel mengepalkan tangannya gemas.

Rika tak menanggapi lagi pertikaian singkat mereka. Sedari tadi ia menyibukan diri membuka akun instagramnya.

Lonceng kembali berbunyi, refleks Rika mendongakkan kepala. "Aura!" panggil Rika cukup keras. Aura melambaikan tangannya.

Nafas Aura sedikit tersengal-sengal menghampiri mereka. Ia mendudukan diri di tengah-tengah Rika dan Vani.

"Sorry ya, nunggu gue lama," pinta Aura sembari merapikan tataan rambutnya yang berantakan.

"Dari mana lo? Buru-buru amat tadi," celetuk Angel.

"Biasa, tadi nyokap tiba-tiba telepon suruh pulang bentar."

"Kemarin bokap lo, kemarinnya lagi tante lo, sekarang nyokap. Besok siapa? Lo aneh," ungkap Angel seperti ada yang tidak beres.

Rika meletakan ponselnya di atas meja. "Udah, masalah kayak gini nggak perlu diperpanjang, mungkin aja Aura emang lagi ada urusan."

"Bener tuh. Angel sukanya bikin masalah." Angel memelototi Vani. Bisa gila dia lama-lama bersahabat modelan seperti gadis satu itu.

"Lo kalau ngomong direm ngapa!" bisik Rika tepat di telinga Vani.

"Lo nyuruh kita kumpul ada apa?" tanya Aura.

Angel menegakkan duduknya. "Gue nggak suka sama tuh cewek Felicia."

"Terus?" tanya Rika.

"Gue mau buat dia keluar dari sekolah."

"Lo gila!!" cela Aura cepat.

Vani berpikir sejenak. "Gue nggak yakin ini berhasil."

"Kita sepemikiran. Lo tau kan Bara ada dipihak dia," ujar Rika.

"Lo semua yang nggak percaya diri. Lihat aja nanti, gue bisa nyingkirin dia." Smirk tipis tercetak di wajah Angel. Gadis itu sudah membayangkan kejutan-kejutan yang nantinya akan datang.

"Lo nggak mau ngerubah ide lo itu?" tanya Aura.

"Kenapa sih lo? Biasanya lo setuju-setuju aja." Angel tak habis pikir, Aura akhir-akhir ini berbeda.

****

Eric bersenandung kecil berjalan di atas trotoar pinggir jalan sambil menenteng paper bag coklat berisi bahan-bahan kue yang diperintahkan bundanya.

Saat akan memasuki mobil, mata Eric menangkap seorang gadis duduk sendirian di bangku taman. Merasa sangat mengenal gadis itu, tak menunggu lama Eric langsung mendekatinya.

My King (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang