04. Lantai 5

99.8K 7.3K 81
                                    

Seragam R'J High School sudah melekat di tubuh Felicia. Di tambah dengan sepatu berwarna pink pastel dan jam tangan yang terpasang sempurna.

Hari ini Felicia akan masuk sekolah kelas 11 untuk pertama kali. Jantungnya terasa berdebar.  Sama sekali ia belum mengenal siapapun di sana.

Karena tidak ingin terlambat, ia segera meraih kunci mobil dan berjalan menuju pintu apartemen.

"Bi, Feli berangkat dulu," pamit Felicia sedikit berteriak.

"Hati-hati, Non!" balas Bi Ani yang masih berada di dapur.

Sebenarnya Radika kekeh ingin menggunakan supir untuk mengantar jemput Felicia kemana pun, tapi apa yang bisa ia lakukan saat anaknya itu menolak keras.

Mobil Felicia berjalan dengan kecepatan normal. Pagi ini ia tidak terlalu terburu-buru. Gerbang sekolah ditutup masih 30 menit lagi. Sementara untuk sampai di sekolahnya ia hanya butuh 20 menit.

Saat Felicia sudah sampai di kawasan R'J High School, gerbang dibuka lebar oleh penjaga. Ia tersenyum dan membungkukkan kepalanya dari jendela mobil untuk tanda terima kasih.

Setelah memakirkan mobil dengan rapi, ia melangkahkan kaki menyusuri koridor mencari ruang kepala sekolah. Banyak para siswa menatapnya dengan rasa kagum ataupun iri. Ia tidak memperdulikan mereka.

Felicia kebingungan saat melihat banyaknya ruangan. Tak tau ia harus kemana, sekolah ini sangatlah besar bahkan sekolahnya dulu kalah. Fasilitas tak bisa diragukan lagi, semua sudah ada di sini tanpa kekurangan. Tampak bersih dan rapi di setiap sudut-sudut ruangan.

Karena tidak ingin terlambat masuk kelas, ia menghampiri seorang perempuan berkaca mata yang sedang duduk di kursi taman sambil membaca buku.

"Maaf, mau tanya."

Gadis itu mendonggakan kepala. "Iya?"

"Ruang kepala sekolah dimana ya?"

"Kamu tinggal lurus aja, terus nanti ada belokan kiri, nah di situ nanti kamu udah bisa lihat ruang kepala sekolah yang paling tengah dekat ruang guru."

"Oke, terima kasih."

"Sama-sama."

Gadis itu mengerutkan alisnya di balik kaca mata. "Kamu anak baru? Aku nggak pernah lihat kamu."

"Iya, jadinya bingung deh." Gadis itu mengangguk paham.

"Ya udah, gue ke ruang kepala sekolah dulu ya. Sampai ketemu." Felicia melambaikan tangannya singkat.

Felicia kembali melanjutkan perjalanannya. Tak lama kemudian, pintu menjulang tinggi sudah ada di hadapannya.

Tok tok

"Masuk."

Setelah diizinkan masuk, tangannya terulur membuka knop pintu perlahan. Pak Aryo selaku kepala sekolah menatapnya senyum tipis.

"Felicia ya?"

Felicia mengangguk. "Benar, Pak."

"Ayo, saya antar ke kelas! Kamu saya tempatkan di kelas XI Ipa unggulan. Semua berkas dan keperluan kamu semua sudah beres, tidak ada yang perlu di khawatirkan," jelas Pak Aryo.

Sebuah senyum manis terukir di wajah Felicia. "Terima kasih, Pak."

Mereka berjalan beriringan menuju kelas XI Ipa unggulan. Bel berbunyi 5 menit yang lalu, membuat koridor kelas tampak sunyi. Kelas Felicia ternyata berada di lantai 3. Lantai khusus untuk ruang kelas yang bertingkat unggulan. Tak banyak ruangan di lantai ini, hanya terdapat 3 kelas namun jaraknya sangat berjauhan.

My King (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang