05. Antara Bara dan Felicia

98.5K 7.3K 343
                                    

Setelah mengisi perut masing-masing, Bara dan ketiga sahabatnya berjalan menuju lantai 5. Lantai dimana hanya merekalah yang boleh menginjakkan kaki di sana. Meskipun ada, mereka tak akan bisa kembali lagi.

Di sekolah tidak ada yang tidak mengenal mereka. Siapa yang tidak kenal Bara, sang penguasa dari keluarga berpengaruh sekaligus pemilik sekolah bertaraf internasional ini.

"Lo nggak ke kelas, Bar?" tanya Tristan.

"Bara mah kalau masuk kelas seminggu sekali," canda Eric namun nyata.

"Hari ini gue juga lagi males, pengen rebahan aja deh. Otak gue butuh rehat," ucap Marva.

"Kerjaan lo rebahan mulu minta sukses," ejek Eric.

"Ngaca!"

Mereka memasuki lift. Tidak ada yang membuka suara. Hanya beberapa detik saja lift kembali terbuka.

Langkah mereka terhenti saat melihat dua gadis berdiri di depan lift. Wajahnya terlihat sangat ketakutan. Bara geram, kedua kalinya ada orang yang berani menginjakan kaki di sini. Dulu orang yang berani menentangnya akan mati mengenaskan dan sekarang giliran mereka harus merasakannya.

Tangan Bara masih setia mencekram leher mereka kuat. Ringisan mereka membuat Bara tersenyum sinis.

Air mata mereka menetes. Tangan Bara semakin mengencang.

"Kyla, Rea."

Semua pasang mata menoleh ke arah sumber suara. Felicia menatap Kyla dan Rea dengan penuh sesal. Tidak seharusnya ia melibatkan mereka.

Nafas Kyla dan Rea sedari tadi tersenggal-senggal. Air mata juga tak bisa berhenti. Felicia berlari menghampiri mereka.

"Maaf," lirihnya sambil menunduk.

Sedetik kemudian ia membalikkan badan dan menatap Bara. Mata Felicia menajam.

"Jahat banget lo. Yang ngajak mereka itu gue. Mau apa lo?" ucap Felicia geram. Ketiga sahabat Bara melotot. Keberanian gadis itu membuat mereka tercengang.

"Itu kan bidadari gue," bisik Eric di samping Marva.

"Cewek yang di cafe itu kan?" tanya Marva, Eric mengangguk.

Tangan Bara mengepal kuat. Dengan cepat ia menarik tangan Felicia menuju salah satu ruangan.

Kyla dan Rea khawatir dengan keadaan Felicia sekarang. Bara menariknya jauh dari mereka. Tidak ada yang tau, apa yang akan terjadi nantinya.

"Feli gimana, Re?"

"Gue nggak tau. Gue juga khawatir."

Mereka berlima tidak berani mengikuti Bara. Jika begini akan susah mengendalikan sifatnya yang kejam.

****

Bara menarik tangan Felicia di sebuah ruangan yang mirip seperti kamar. Mereka sama-sama diam. Felicia memilih memalingkan wajahnya tidak ingin melihat Bara.

2 menit berlalu, namun sampai sekarang masih belum ada pergerakan. Felicia mengeram kesal.

"Nggak ada yang diomonginkan?" Tanpa menunggu jawaban dari laki-laki yang ada di hadapannya, Felicia membalikkan badan untuk segera pergi.

Langkahnya tiba-tiba terhenti saat sepasang tangan melingkar manis di perutnya. Bahu kanannya juga terasa berat karena harus menompang sesuatu yang membuatnya tertawa dalam hati. Sebuah ide tersirat untuk menjahilinya.

"Sayang, maaf."

Felicia membalikkan badan. Tangannya menyilang di atas dada. Tatapannya menajam.

My King (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang