26. Sepatu Putih

35K 2.9K 370
                                    

Pemandangan kota begitu indah saat dilihat dari ketinggian. Sebuah perusahaan sukses yang berdiri kokoh dan besar membuat orang-orang berdecak kagum. Tidak hanya di negara ini, company Almajara group sangat terkenal dan menyebar luas diberbagai bidang seluruh dunia, khususnya negara besar.

Tok tok

"Masuk."

Seorang pria bersetelan jas rapi memasuki ruangan luas berwarna dominan abu-abu. Pria berumur 25 tahun itu berdiri tegap sambil menggenggam tablet canggih dan map berisi lembaran kertas.

Pria berpakaian santai menggunakan kaos polos dilapisi jaket kulit dan celana jeans hitam sedari tadi berdiri dengan satu tangan membawa segelas minuman berwarna putih. Tatapannya fokus melihat pemandangan kota dari kaca besar yang berada di ruangannya.

Tak lama kemudian, pria itu membalikkan badan. Menatap datar sekretarisnya.

Hito, nama dari sekretaris seorang keturunan keluarga Raja. Siapa lagi jika bukan Bara, pemimpin dari perusahaan Almaraja Group. Dua tahun sudah Hito mengabdi di perusahaan ini, Bara telah memberikannya kepercayaan penuh selain menjadi sekretaris, dia juga tangan kanan Bara di kantor.

Bara mendudukan diri di kursi kebesarannya. Ia melirik Hito agar duduk di hadapannya. Karena tau sang Tuan tidak banyak bicara  Hito langsung menyerahkan map hitam di atas meja.

Bara membaca teliti, tak ada yang terlewat sedikit pun.

"Kerja sama perusahaan Almajara Group dengan perusahaan besar si Paris mengalami menurunan 15%."

"Direktur utama dari perusahaan RV Group mengadakan rapat petinggi dan investor besar untuk membahas masalah yang akhir-akhir ini terjadi dan membahas kerja sama produk baru antar perusahaan."

Jelas tau maksud dari perkataan Hito, namun Bara tetap tidak bisa mengikuti rapat. Tak peduli jika nanti perusahaan itu mencabut kerja samanya. Tidak akan membuat kejayaan perusahaan ini menurun.

"Gantikan saya!"

"Tidak bisa Tuan. RV Group perusahaan besar, mereka mengadakan rapat penting, jadi harus anda sendiri menghadiri. Jika tidak RV Group bisa memutuskan kerja sama kita."

Bara mendongakan kepala, menatap tajam Hito. "Putuskan kerja sama sekarang! Saya tidak peduli."

"Tap–"

"Tuan mu itu akan menghadirinya besok."

Dua pria itu serempak mengalihkan penglihatannya ke arah sumber suara. Bara terlonjak kaget melihat seorang gadis berdiri di ambang pintu dan sekarang gadis itu berjalan mendekatinya.

Hito tak mengenal gadis itu, tetapi di sisi lain ia terpukau dengan kecantikannya. Sekarang otak Hito banyak sekali pertanyaan. Kenapa gadis itu berani memasuki ruangan ini? Karena hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan masuk ke ruangan Tuan nya.

"Sayang."

Mata Hito membelalak, ia menelan ludah kasar. Selama bekerja di sini, baru pertama kali mendengar Bara berbicara selembut itu.

Felicia tersenyum kecil melihat keterkejutan di wajah Hito, ia memakluminya.

"Tenang, saya yang akan mengurus sendiri keberangkatan Bos kamu besok. Kamu bisa pergi."

Hito menatap Bara untuk meminta persetujuan. Pria itu mengangguk singkat. "Turuti semua perkataan kekasihku!"

Kedua kalinya Hito membelalak tak percaya. Ia langsung terburu-buru berdiri cepat dari duduknya, sedikit menunduk hormat untuk menyambut kedatangan kekasih bos besarnya. Felicia terkekeh geli melihat perilaku pria itu.

My King (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang