Bara melirik Aura melewati tatapannya yang tajam. Seakan ia ingin Aura yang menjelaskan semua di depan para sahabatnya. Pria itu tak banyak bicara, ia mengangkat satu kakinya di atas paha. Menatap santai mereka, lalu satu tangannya ia gunakan untuk merangkul Felicia.
Aura membenarkan posisi duduk. Matanya tersirat keraguan. Felicia mengangguk singkat untuk meyakinkannya.
"Orang tua gue kerja di keluarga Bara," jelas Aura pelan.
Mereka yang baru mengetahui masalah ini sedikit terkejut. Walaupun bukan hal yang penting bagi mereka. Kecuali Felicia, gadis itu sudah mengetahui semua. Dari Ayah Aura yang dulu sampai sekarang menjadi tangan kanan keluarga Raja.
"Bara cuman nyuruh gue buat jaga Felicia. Dari awal Felicia lihat sepatu di mobil Bara, itu punya gue. Sampai Bara nggak dateng saat meeting sama bokap Felicia di Prancis, itu semua murni memang Bara lagi cari seseorang," tambah Aura menjelaskan semua.
"Seseorang? Siapa?" tanya Rea.
"Lo kenal Rea!" tekan Bara tiba-tiba membuka suara. Pandangannya menatap Rea tajam.
Rea tertunduk dalam. Ia mengerti arah pembicaraan Bara. Dan tentu saja ia mengerti maksud dari semua itu.
"Itzi," lirih Rea.
"Maksud lo apa sih Re? Apa hubungannya sama Itzi?" tanya Marva seoalah merasa paling bodoh di antara mereka.
"Ya, waktu itu Bara sempat cari tau keberadaan Itzi. Dan ternyata sekarang Itzi satu sekolah sama kita," jelas Aura.
"Terus apa hubungannya Rea sama Itzi?" tanya Tristan kaku.
"Dia saudara Itzi!!" geram Bara mengepalkan kedua tangannya kuat. Detik ini juga, rasanya ia ingin menghabisi Rea karena telah membahayakan nyawa sang kekasih.
Leo menegakkan tubuhnya. Tatapannya berubah seperti Bara. Bahkan ia melupakan bahwa Rea adalah gadisnya. "Maksud lo apa?!"
BRAKK!
Leo memukul meja kasar. Bodohnya, kenapa ia baru mengetahui ini sekarang? Disaat ia ingin memperbaiki hubungannya dengan gadis itu.
Tubuh Rea lemas. Sebuah kebenaran yang ia tutupi selama ini terungkap. "Gue tau itu, tapi gue nggak ikut adil atas apa yang dilakuin Itzi. Bahkan gue nggak deket sama dia. Itzi sepupu jauh gue."
Setetes air mata membasahi pipi bersih Rea. Tangannya saling meremas. Ia takut, ia khawatir.
Rea tersentak kaget. Tanpa aba-aba, tangannya diseret kasar oleh Leo untuk berdiri meninggalkan tempat. Rea ingin melepaskan cekalan tangan pria itu, namun sulit. Genggamannya begitu erat, raut wajah Leo terlihat sangat kecewa.
Kasih sayang Leo untuk sepupunya Felicia tidak main-main. Ia hanya ingin Rea jujur dari awal. Takut-takut jika suatu hari Rea akan ikut masuk ke jurang yang telah di buat oleh Itzi.
"Rea!"
"Re!"
"REAAA!"
"LEPASIN REA, LEO!!"
"LEO BERHENTI!"
Teriakan Felicia dan Kyla tidak membuat Leo menghentikan langkahnya. Leo sudah membawa Rea keluar dari kawasan cafe yang kini hanya ada mereka sebagai pengunjung.
Felicia khawatir jika Leo melakukan hal di luar dugaan. Ia tau, Leo termasuk orang yang kejam. Felicia takut jika terjadi sesuatu sebelum Rea menjelaskan semua kepada Leo. Kesalahpahaman akan terjadi dan berujung penyesalan nantinya. Felicia bergerak resah.
Felicia ingin mengejar mereka berdua, tangannya lebih dulu di cekal oleh Bara.
Bara menggelengkan kepala. "Duduk!" perintah Bara dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My King (END)
Teen FictionKeluarga bermarga Raja adalah keluarga yang selalu dihormati. Tidak ada yang berani menentang mereka. Meskipun ada, mereka harus menghilang atau memilih untuk mati. Barata Almaraja. Seorang laki-laki yang paling kejam di keluarga Raja. Apa pun sela...