43. Awas Baper Gara-Gara Mereka

18.6K 1.7K 138
                                    

Ting ting

Suara bel apartemen berbunyi. Pertanda adanya tamu datang. Felicia yang baru saja ingin bersantai di sofa ruang tengah langsung membalikkan badan menuju sumber suara.

Bi Ani pun sama halnya. Ia berjalan ke arah pintu, namun saat ia melewati sang nona, Felicia lebih dulu menghentikannya.

"Biar Feli aja Bi. Bibi lanjut siapin makan aja," ujar Felicia membenarkan kaosnya sedikit kusut.

"Oh iya Non," balas Bi Ani kembali ke dapur.

Felicia melanjutkan langkahnya. Ia segera membuka pintu setelah sampai di hadapannya.

Suara pintu terbuka membuat seorang pria yang sedang memainkan ponsel langsung menghentikan kegiatannya.

"Leo," ucap Felicia mengangkat alisnya.

Leo memasuki apartemen Felicia. Ia memeluk gadis itu erat seraya memejamkan matanya sejenak.

Felicia mengusap rambut Leo singkat. Setelahnya ia melepaskan pelukan mereka. Felicia menutup kembali pintu dan menuntun Leo untuk menuju ruang tengah.

Raut wajah Leo seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Terlihat lesu dan tak bersemangat.

Mereka duduk di sofa panjang. Felicia menyampingkan posisi duduknya agar bisa menatap Leo dengan leluasa.

"Kenapa?" tanya Felicia lembut.

Leo tertunduk. Ia menggeleng kecil. "Rea," lirihnya.

Mata Felicia seketika membelalak. Ia kembali teringat kejadian tadi siang saat Leo membawa Rea pergi dengan cara kasar.

Felicia menggoyang-goyangkan lengan Leo. "Keadaan Rea gimana? Nggak kamu apa-apain kan?" tanya Felicia penuh selidik.

"Leo, kok diem aja sih," gerutu Felicia. Leo masih saja tetap diam. Ia tidak membuka suara.

"Woy!" sentak Felicia. Akhirnya Leo berani menatap gadis itu yang menatapnya garang.

"Rea marah," lirihnya lagi.

"Hah? Gimana-gimana?" Felicia kesal sekaligis khawatir. Perkataan Leo tak jelas, ia takut Rea tidak baik-baik saja.

"Rea ternyata nggak salah, dia selalu nolak kalau Itzi suruh dia."

"Terus?"

"Tapi tadi aku kelepasan bentak-bentak."

Felicia seketika menggeser duduknya menjauh dari Leo. Ia sekarang menjadi sangat kesal. Leo terlalu berlebihan. Pria itu pasti tidak mendengarkan penjelasan dari Rea terlebih dahulu.

"Baby."

Felicia tak menghiraukan panggilan Leo. Pasti ada mau nya.

"Bantu buat baikan sama Rea ya." Leo memeluk Felicia erat. Ia menyenderkan kepalanya di bahu gadis itu.

Ting Ting

Bel apartemen Felicia kembali berbunyi. Gadis itu mencoba melepaskan pelukan Leo. Namun Leo tidak ingin jauh-jauh darinya.

"Awas dulu. Mau buka pintu," ucap Felicia melepaskan tangan Leo yang melingkar di perutnya.

"Nggak mau, suruh Bi Ani aja," balas Leo memejamkam mata.

Felicia menghela nafas lelah. "Bi Ani, tolong bukain pintunya ya," ujar Felicia sedikit mengeraskan suaranya, sebab Bi Ani sedang berada di dapur.

"Iya Non," balas Bi Ani.

Bi Ani berjalan menjauh. Wanita paruh baya itu segera berjalan menuju pintu. Sementara Felicia masih disibukkan oleh tingkah Leo yang sangat manja. Akhirnya gadis itu membalas pelukan Leo.

My King (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang