39. Janji Kematian

24K 2.1K 246
                                    

Lobby sekolah dan koridor kelas pagi ini terlihat sudah banyak siswa yang berlalu lalang. Bel masuk berbunyi sekitar 15 menit lagi. Tak sedikit mereka yang memilih bergosip atau sekedar bercanda ria di pinggir koridor.

Suasana pagi ini sangat mendukung. Awan cerah dan angin berhembus tenang menerpa kulit. Seragam R'J High School berwarna putih ditambah bawahan dan dasi dominan merah kotak-kotak hitam, tak lupa jas hitam  bertengger rapi menambah kesan apik.

Suara deru mobil berhasil mengalihkan perhatian mereka. Siswa siswi yang tadinya melakukan aktivitas kini seketika berhenti bak patung. Pemandangan di hadapan mereka seolah tak boleh terlewatkan. Ini adalah kejadian langka, baru pertama kalinya mereka berangkat bersama mengendarai dua mobil bernilai selangit yang berhenti di depan lobby.

Perlahan namun pasti. Pintu mobil berwarna putih terbuka. Keluarlah Tristan, Eric, Marva, Rea, dan Kyla. Mereka berdiri berjejer di samping mobil milik Tristan itu.

Mereka yang menikmati pemandangan ini tak berhenti berdecak kagum. Tetapi itu hanya bertahan selama 5 detik saja.

Itzi yang baru saja keluar dari perpustakaan menatap aneh para siswa yang terus saja melihat bagian luar lobby. Karena penasaran, akhirnya ia pun berjalan mendekat dan mengikuti arah penglihatan mereka.

Couple King dan Queen telah keluar dari mobil listrik berwarna hitam milik Bara. Tatapan mereka sama-sama tajam dan menusuk. Aura gelap tercipta di antara Bara dan Felicia.

Suara yang tadinya riuh kini berubah menjadi hening. Mereka lebih memilih berteriak dalam hati dibandingkan harus berurusan dengan Bara.

"Spek bidadari sama pangeran ini mah. Nggak ada yang burik," cetuk salah satu siswa berbisik pada temannya.

"Meng iri anjing! Emosi gue, dari kemaren cari cowok gans di snap chat kagak nemu-nemu," cicit siswa lain di samping gadis itu.

Itzi mempererat cengkraman tangannya pada buku yang ia bawa. Tontonan macam apa ini? Sangat merusak mata! Geramnya dalam hati. Tidak ingin berlama-lama, Itzi melangkahkan kaki menjauh dari keramaian ini.

BRUK!

Buku yang dibawa Itzi terjatuh tak sengaja menabrak seorang gadis berdiri di belakangnya. Segera Itzi memungut buku berjudul ekonomi itu, lalu melangkah cepat meninggalkan tempat tanpa mengatakan maaf atau kata basa basi lainnya.

"Setan tu cewek!" amuk gadis kerebo yang ditabrak Itzi merasa tidak dihargai.

Senyuman mematikan tercetak di bibir Felicia. Sedari tadi tanpa diketahui orang lain, ia tak memutuskan pendangannya memantau gerak-gerik Itzi.

Bara yang menyadari itu menghela nafas takut sekaligus khawatir. "Jangan pedulikan cewek itu!" ingat Bara.

"Oke, tapi kamu yang urus. Kerjakan dengan waktu yang singkat," balas Felicia mengubah tatapannya kembali tajam.

Bara merangkul Felicia mesra. Jarinya mengusap lembut lengan sang kekasih. "I will do that. Just wait for the time."

"Do it neatly."

"Always."

"Aku ke kelas dulu ya," pamit Felicia menatap Bara tersenyum manis.

"Nggak mau aku anter dulu?" tanya Bara menaikan alisnya.

"Nggak perlu, aku bareng mereka berdua aja." Bara mengangguk menyetujui.

Felicia menatap Rea dan Kyla. Seolah paham arti tatapan itu, mereka mengikuti Felicia mulai berjalan ke kelas. Sementara para pria, sebelum memasuki kelas, mereka harus mendatangi pertemuan singkat yang dihadiri anggota The King khusus untuk yang satu sekolah.

My King (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang