Suasana lapangan perang menjadi sunyi. Tubuh mereka sedikit pun tak ada yang bergerak. Mata biru itu seperti kelemahan mereka.
Gadis berperawakan bak model. Dia begitu cantik seperti ratu kerajaan. Tatapannya tajam, namun tersorot kelembutan di dalam sana. Siapa yang tidak mengenal gadis itu. Semua orang yang menggeluti dunia gelap pasti tau. Gadis yang sulit untuk dikalahkan, gadis yang ditakuti banyak orang. Semua telah dia punya, termasuk kekuasaan.
Gadis itu mengalihkan pandangan dari Bara yang sedari tadi belum membuka mata, ia menatap beberapa anggota The King agar mendekatinya. Gadis itu tak bersuara, hanya menggunakan kode matanya, anggota The King langsung berlari cepat mendekati sang ketua.
"Pakai!" Tristan menerima sebuah kunci mobil yang diberikan gadis itu. Mereka beranjak dari tempat untuk membawa Bara ke rumah sakit.
Sampai sekarang mereka tidak mengatakan sesuatu, bahkan berterima kasih pun tidak. Karena mereka tidak ingin berurusan dangan gadis yang memiliki julukan Queen of Shiner. Sangat berbahaya.
Sepeninggalnya The King, gadis itu mendekati Axel. Pria itu sedikit menurunkan pandangannya.
"Queen." Suara rendah Axel memasuki pendengaran semua orang yang di sekitarnya.
Gadis itu sering disebut dengan panggilan Queen. Ratu yang telah diakui di dunia kegelapan, dunia penuh kekejaman. Gadis yang memiliki mata biru, tak lupa sebuah tato kecil berbentuk berberlian merah menyala di bagian belakang lehernya. Tato itu adalah tanda jika ia telah menyandang gelar sebagai Queen of Shiner.
Queen terdiam sejanak. Ia memandang cukup lama pria itu.
"You are a coward!"
"If anyone dared to harm him, you would die!"
"I love him."
" I won't let him get hurt."
Anggota Claster yang mengerti keadaan memilih pergi dari lapangan perang. Dan sekarang hanya tersisa mereka berdua di tempat yang tidak ada seorang pun berlalu lalang.
"Queen, i am sorry."
Axel menggenggam kedua tangan Queen. Tak lama kemudian pria itu memberanikan diri untuk memeluk gadis satu-satunya yang berhasil membuat dirinya berubah.
Tak ada yang tau hubungan seperti apa yang mereka jalani. Queen mencintai Bara, namun Axel terlihat begitu bahagia jika berada di dekatnya. Walaupun terkadang ia merasa takut dengan sifat gadis itu yang sadis.
Setetes air mata Queen menetes. Ia menatap sendu Axel. "He was hurt."
"Hiks...hiks..., aku nggak bisa lihat Bara kayak gitu."
Tangan Queen memukul-mukul keras dada Axel, pria itu tak menghentikannya. Ia menerima jika Queen menyakitinya, yang terpenting gadis itu tidak lagi menangis. Hatinya terasa seperti diremas. Gadis yang sangat penting di hidupnya sekarang menangis karenanya. Tidak berguna, pikir Axel.
Queen of Shiner memang terkenal dengan kepribadian yang kuat dan tangguh. Tetapi dia juga manusia yang bisa merasakan jatuh cinta dan kesedihan. Hanya Axel lah pria yang bisa melihat ini, melihat air mata Queen.
Axel mendekap erat Queen. "Please, stop! Don't cry!"
"Apa yang harus aku lakuin biar kamu nggak nangis lagi hm?"
Queen kembali menatap Axel. "Jangan pernah lukai Bara. Itu aja," lirihnya, Axel mengangguk cepat. Apa pun akan ia lakukan demi gadis itu, ia bahkan melupakan sejenak semua dendam yang telah ia pendam.
"Promise." Jari mereka saling bertautan. Axel mengusap lembut pipi Queen yang masih membekas jejak air mata.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
My King (END)
Teen FictionKeluarga bermarga Raja adalah keluarga yang selalu dihormati. Tidak ada yang berani menentang mereka. Meskipun ada, mereka harus menghilang atau memilih untuk mati. Barata Almaraja. Seorang laki-laki yang paling kejam di keluarga Raja. Apa pun sela...