07. Bertemu di Mall

85.5K 5.6K 250
                                    

Bel pulang sekolah R'J High School sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Beberapa siswa terlihat meninggalkan sekolah karena waktu akan menjelang sore.

Felicia, Kyla, dan Rea berjalan menuju tempat parkir. Mereka memutuskan untuk tidak langsung pulang. Mereka memilih pergi ke salah satu tempat pembelanjaan terbesar di daerahnya.

Karena Kyla dan Rea tidak membawa mobil, mereka memasuki mobil Felicia dengan mata berbinar.

"Gila mobil lo Fel," seru Kyla. Sang pemilik terkekeh pelan.

"Pengen kan gue sekarang," gerutu Rea sambil melihat-lihat isi mobil Felicia.

"Beli," canda Felicia.

"Gue beli beginian bisa-bisa aja, tapi celengan gue kekuras habis. Bisa mampus gue, besok nya gue kena semprot sama bokap gue." Mendengar perkataan Rea, mereka berdua tertawa renyah.

"Lo sih boros, orangnya banyak mau," ejek Kyla. Rea mengerutu kesal.

Felicia mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal. Di dalam mobil mereka saling bercerita, sesekali bercanda tawa. Di hari pertama ini, Felicia beruntung bisa kenal dengan mereka berdua. Secepat mungkin ia akan jujur tentang rahasia yang harus mereka tau.

"Tadi lo kemana sih, Fel?" tanya Kyla.

Tak tau harus menjawab apa, ia mencoba berpikir. "Hmm..., gue tadi ada urusan pribadi bentar, jadinya lama."

Mereka mengangguk percaya. "Untung deh kalau lo nggak kenapa-kenapa," ucap Rea lega.

"Emang gue kenapa?"

"Gue kira lo diapa-apain sama Bara."

Felicia tersenyum tipis. "Nggak akan lah, mana berani dia."

Kyla dan Rea tak mengerti perkataan sahabatnya itu. "Maksud lo?"

Ia meruntuki kebodohannya, kenapa ia bisa kelepasan seperti ini. "Maksud gue itu, dia sama gue kan udah nggak ada masalah. Gara-gara hal sekecil tadi nggak mungkin kan dia semarah itu."

"Lo nggak tau siapa Bara, Fel. Dia itu bahaya, jangan pernah lo deketin atau pun cari masalah sama dia!" peringat Rea.

"Dia itu penguasa, apa pun bisa dia dapet saat itu juga. Sekolah yang kita tempati itu punya keluarganya, nggak segan-segan dia mau ngeluarin orang yang cari masalah sekecil apa pun sama dia," tambah Kyla.

Keget? Itu pasti. Jujur Felicia belum tau tentang ini, semua perilaku kekasihnya. Senyum misterius terpacar di wajahnya. Ia tau apa yang harus ia lakukan.

"Jadi, gue harap lo nggak cari masalah lagi." Felicia mengangguk seakan menyetujui perkataan Rea.

"Oke."

20 menit berlalu, mobil Felicia sudah memasuki kawasan mall besar di hadapannya. Mereka segera melangkah masuk setelah memakirkan mobil.

Seragam sekolah masih melekat di tubuh mereka. Tak tau jika akan pergi, jadi mereka tidak membawa baju ganti.

"Kita mau kemana dulu?" tanya Kyla.

"Beli baju dulu aja, nggak enak pakek seragam kayak gini," jawab Rea. Mereka setuju.

Mereka berjalan menuju salah satu toko pakaian yang terbilang memiliki harga mahal. Kyla dan Rea berbinar dengan baju-baju yang tergantung rapi. Mereka tau betul harga dan kualitas di dalam sana.

Kehidupan mereka memang berada, namun untuk masalah berbelanja sebenarnya mereka sangat jarang. Dengan semangat mereka mulai memilih yang sekiranya cocok dan nyaman.

****

Tristan, Eric, dan Marva mengerutkan alisnya tak percaya saat Bara tiba-tiba saja membawanya ke salah satu mall besar. Beberapa orang yang berlalu lalang bahkan sudah berpusat pada mereka. Setelan simple yang melekat di tubuh keempat laki-laki itu membuat ketampanan mereka tak menurun. Apa lagi seorang keturanan keluarga Raja yang berdiri gagah dengan kaca mata hitam bertengger di hidungnya.

My King (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang