Sejak awal Jati sudah malas untuk mendatangi Farah, tapi berkat tiga buah nomor telpon dari kenalan Yohana dan sebuah kencan buta lelaki itu menyempatkan diri untuk mengunjungi Farah.
Kedatangan Jati kali ini mengemban tugas mulia berupa menghasut Farah untuk mau didekatkan dengan Jeffar, bukan dijodohkan ya, tapi didekatkan. Karena sejak kandasnya hubungan dia dengan Raja, Farah menjadi anti lelaki tampan garis keras. Jadi, untuk Jeffar yang memiliki tampang blasteran surga jelas tak akan bisa memasuki hati Farah yang dijaga Kyubi dan gembok warna-warni.
Jika dilihat dari sudut pandang Farah tujuan Jati sangatlah jahat, tetapi dari sudut pandang Yohana, Jati adalah dewa penolongnya sedangkan dari mata Jati ini bukan lagi tentang memilih satu di antara dua sahabat gilanya.
Bisa dikatakan bahwa persahabatan mereka itu sangat erat akan membuat Jati bingung memilih. Namun, ada kalanya persahabatan itu berlaku dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan sekarang syarat dan ketentuannya sedang berlaku.
Jati sedang melakukan sebuah penyelamatan diri dari pencoretan namanya dari kartu keluarga yang bisa dilakukan oleh sang ibu jika ia tak mampu membawa calon istri. Jadi, ia akan memilih Yohana.
"Gue bertamu nggak ada niatan ngasih minum gitu?" tanya Jati pada Farah yang mengupil dengan aesthetic lalu dipeperkan pada kaos jati.
"Farah! Jorok banget sih!"
Farah hanya mencebik kemudian menuju dapur untuk membuatkan teh. Sebenarnya ini adalah versi baik Farah, biasanya jika Jati datang ia menyuruh Jati untuk minum air aquarium di atas nakas samping kursi.
"LO BIKIN APA?" teriak Jati dari luar takut jika Farah memasukkan bahan-bahan berbahaya.
"Bikin anak!" teriak Farah yang tak lama kemudian datang dengan segelas teh panas yang langsung diletakkkan dengan cara yang bar-bar.
"Lo masukin gula kan bukan garam?"
"Toplesnya sih ada tulisan gula, tapi nggak tau kalo misal Yongki lagi mau nge-prank semut terus di dalemnya diisi garem," kata Farah dengan santainya.
Walaupun agak was-was Jati meminum teh buatan Farah itu.
"Anjir panas!"
"Kalo lo nggak tau, itu namanya teh panas, jadi panas. Kalo dingin itu es teh."
"Tapi, ini panasnya udah kayak api neraka Farah!" Farah mencebik tak peduli, tau apa Jati tentang api neraka, api cemburu saja dia tak pernah merasakannya.
"Ambilin es sana!" Jati ini memang tak tahu diri, apa dia lupa bahwa itu sudah kebaikan tiada tara saat Farah memberinya teh.
"Males! Minum ini aja." Farah mengambil Paracetamol dari laci nakas dan memberinya pada Jati.
"Ini obat Farah!"
"Obat apa?" tanya Farah pada Jati.
"Penurun panas."
"Nah pas kan, lo kasih tehnya ini biar dingin, kan penurun panas."
Okay sabar, sabar, sabar, Jati. Orang sabar kuburannya lebar.
Tapi, persetan dengan kuburan lebar! Dia bisa membayar tukang gali kubur untuk memberinya lahan ukuran king size. Kali ini biarkan dia mencekik Farah.
"Anjing anjing! Sakit goblok!" Farah protes saat Jati memiting kepala Farah.
Jati akhirnya melepaskan pitingannya. Dia harus bersifat persuasif agar Farah mengikuti maunya.
"Gue denger pemerintah mau menghapus jomblo Far." Sebuah kalimat mengarang yang jelas kebohongannya.
"Oh ya kenapa? Jomblo kan cute." Alis Jati mengerut sejak kapan jomblo itu cute?
![](https://img.wattpad.com/cover/246339413-288-k464118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ This Girl is Little Bit Crazy
General Fiction"Saya peringatkan ya Om, saya jago taekwondo sabuk i-" "What you said? Om?" "Iya." "Don't call me Om." "Why?" "Itu buat kamu kedengeran seperti baby sugar saya."