49

852 177 25
                                    

Ihsan berlari ke luar gerbang begitu melihat Farah menjemputnya dengan mobil milik sang ayah. Calon ibunya itu pasti sedang memanfaatkan sang ayah lagi. Tak hanya Ihsan ada dua orang anak lagi yang mengikuti Ihsan dari belakang, mereka juga tampak senang melihat keberadaan Farah.

"Mbak Farah!" sapa Arjun pada Farah melambai sambil tersenyum.

"Halo Manjun," sapa balik Farah yang kali ini tak menerima proses dari Arjun, mungkin anak itu sudah lelah protes.

"Mama ngapain di sini?" tanya Ihsan. Ya, sejak mendapat kabar dari Johnny bahwa Farah menerima lamarannya Ihsan berinisiatif memanggil Farah dengan sebutan mama.

"Wait, kamu manggil aku mama? Already?" Farah kaget padahal kedatangannya hendak merayu Ihsan untuk menerimanya sebagai seorang ibu.

"Iya. Mama belum jawab pertanyaan aku, kenapa mama di sini?"

"Jemput kamu sama ada yang perlu diomongin."

"Nggak kerja?" tanya Ihsan.

"Nggak. Lagi cuti menstruasi."

"Emang Mbak lagi menstruasi?" tanya Jeno dan Farah menggeleng. Dia hanya menggunakan alasan itu untuk bisa mengambil cuti.

"Oh ya, kalian dijemput juga? Kalo nggak bareng aja."

"Mereka mau ke pesta ulang tahun Radian." Ihsan memberitahu Farah bahwa tak guna jika ia mengajak dua sahabatnya untuk pulang bersama.

"Ye, kalo lo nggak dateng kenapa gue harus dateng?" Arjun merangkul Ihsan dengan bangga ketika melakukannya seolah dia baru saja memploklamirkan sebuah perjanjian BFF pada Ihsan.

"Kenapa kamu nggak dateng?" tanya Farah.

"Karena nggak diundang Radian," jawab Jeno.

"Radian? Kayak pernah denger." Farah mencoba mengingat siapa Radian dan beruntung ia tak memiliki masalah dengan ingatannya jadi hanya butuh beberapa detik ia mengingat siapa Radian.

"Oh that son of bitch?" pekik Farah membuat Jeno panik, Ihsan Dian saja karena sudah paham bagaimana Farah sementara Arjun bertepuk tangan. Dia selalu menjadi fans Farah.

"Bagus kalo kamu nggak diundang. Pestanya pasti boring. Mending kamu pesta sama mama baru kamu. Mama bakal bayar semuanya, " kata Farah sambil memamerkan black card milik Johnny.

"Kartu papa kok ada di mama?" Farah tersenyum jumawa.

"Sebagai suami magang, papa kamu harus dengerin kata bosnya. Jadi, ayo kita pergi anak-anak." Farah membuka kunci mobil melalui remote dan tanpa basa-basi tiga anak SMP itu memasuki mobil dengan nyaman.

"Dasar anak-anak," gumam Farah kemudian menyusul Ihsan dan teman-temannya ke dalam mobil.

"Siap berpesta anak-anak?" tanya Farah sambil menyalakan mobil Johnny.

"Ay ay captain!"

***

Hal pertama yang dilakukan Farah adalah belanja baju untuk Ihsan dan teman-temannya. Ia tak ingin dianggap menculik anak SMP karena seragam yang digunakan oleh para bocil itu.

Memilih pakaian untuk anak SMP yang cukup besar itu tak begitu sulit karena ketiganya memang bagus dalam memakai hal apa pun. Bahkan jika Farah usil dia bisa meminta Ihsan dan teman-temannya memakai kantong plastik dan Farah percaya mereka akan tetap terlihat menarik.

"Ihsan, coba jaketnya." Farah memberikan jaket denim pada Ihsan dan Ihsan menyukainya. Mama barunya memiliki sense fashion yang luar biasa.

"Bagus."

✔️ This Girl is Little Bit CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang