33

796 174 26
                                    

Ini hari ulang tahun Farah dan dia berencana untuk mengungkapkan perasaannya pada gadis itu hari ini. Jadi, jangan kaget jika dia sibuk mempersiapkan banyak hal mulai dari restoran, bunga, makanan bahkan sampai live musik. Ia ingin semuanya sempurna untuk Farah meskipun ia sendiri tak tahu apakah nanti ia akan berujung diterima atau ditolak.

Masih satu setengah jam sebelum waktu janjian, dia masih memiliki waktu untuk bersiap meskipun sejujurnya ia ingin menjemput Farah sekarang, tapi Kun ingat bahwa Farah tak suka jika dijemput sebelum waktunya karena Farah tak suka diburu-buru. Membayangkan wajah kesal Farah membuat Kuntoro tersenyum.

"Mikirin apa senyum-senyum kayak gitu?" Kuntoro tersentak karena sejak awal dia sendirian di rumah kenapa tiba-tiba ada Stella.

"Sejak kapan kamu di situ? Gimana caranya kamu masuk?" tanya Kuntoro beruntun.

"Sejak aku liat kamu senyum-senyum sendiri. Dan aku masuk karena aku buka pintu rumah kamulah." Kuntoro ingat bahwa ia menutup pintunya dengan benar, tak mungkin Stella bisa membukanya mengingat pintunya memiliki lock otomatis.

"Nim aku. Kalo itu yang mau kamu tanyain gimana aku bisa masuk." Stella duduk tanpa dipersilahkan kemudian mengeluarkan sebuah berkas dan meletakkannya di meja.

"Nggak usah salah sangka. Aku pake nim kamu soalnya itu gampang diinget." Stella mengangguk dengan tawa kecilnya.

"Untuk Kuntoro yang bisa inget 14 digit nilai phi aku merasa tersanjung."

"Ada apa kamu ke sini?" tanya Kuntoro tak nyaman dengan kedatangan sang mantan.

"Ini dokumen yang kamu mau. Aku bawain." Niat awal ingin mengusir Stella kandas karena Kuntoro memang butuh dokumen dan sedikit diskusi dengan Stella.

"Kamu mau nembak Farah?" tanya Stella ketika maniknya menemukan bucket mawar merah.

"Iya."

"Well, think again Kuntoro." Kun tak bergeming dari dokumennya.

"Dia cuma buat muasin your hero complex" Kuntoro meletakkan dokumen itu dengan sedikit membantingnya.

"Kalo itu aja yang mau kamu omongin silahkan pergi." Stella menghela napas kemudian mulai mengatakan apa yang ada dipikirannya.

"Aku kenal kamu nggak sehari dua hari Kun. Aku kenal kamu dari kita masih belum bisa ngomong. Aku tau kamu terobsesi buat jadi orang baik.  Kamu selalu jadi malaikat dan bantuin orang. Kamu mau jadi orang yang dibutuhin. Dan Farah adalah orang yang bisa jadi orang yang sangat membutuhkan kamu nggak kayak aku." Kuntoro memicingkan matanya, dari matanya ia memaksa Stella untuk berhenti bicara.

"Aku bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kamu itu kenapa kamu nggak puas sama hubungan kita. Itu kan alasan kamu ngelihat Farah? Gadis yang kesusahan yang bahkan takut buat hidup. Dia buat kamu ngerasa jadi pahlawan yang buat dia bertahan hidup. Tapi, apa bisa kamu sebut itu cinta?"

"STELLA!"

"Belum terlambat Kun. Sadari sebelum semuanya terlambat." Stella beranjak dari tempat duduknya kemudian mengambil tasnya, ia akan memberi waktu Kuntoro untuk berpikir.

"Nggak usah diantar sampai depan. Kamu pikirin aja apa yang aku omongin."

Kun terdiam, larut dalam pikirannya sendiri. Bohong jika ia tak memikirkan semua perkataan Stella.  Apa dia menggunakan Farah agar merasa menjadi pahlawan? Apa benar dia tak mencintai Farah? Semuanya berkecamuk hingga Kuntoro tak menghiraukan panggilan telpon dari Yohana.

-o0o-

Menjadi lelaki berkepala tiga kadang membuat Johnny kehilangan semangat hingga setiap hari libur ia gunakan untuk sekedar berbaring di atas kasur. Kebiasaan itu terus ia lakukan sejak menjabat sebagai dirut tokonya dia. Kesibukan memakan sebagian besar waktunya.

✔️ This Girl is Little Bit CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang