29

959 225 51
                                    

Jam makan siang masih setengah jam, tapi Johnny sudah sibuk memilihkan makan siang untuk Farah sebelum si kucing garong itu meong-meong meminta jatah makan. Setelah melakukan itu niscaya pekerjaannya tak akan terganggu.

Namun, harapan yang tak muluk-muluk itu terganggu dengan adanya telpon dari frontline kantornya. Jika saja hal itu tentang pekerjaan Johnny tak akan marah. Hanya saja ini karena ada kabar bahwa ada kurir Shopee yang mencari Johnny. Mendengar hal itu tentu Johnny kaget. Kenapa kurir dari perusahaan saingannya mencarinya? 

"Buat apa nyari saya?" tanya Johnny yang masih bingung.

"COD Pak." Alis Johnny mengkerut, COD? Cash on Delivery? 

"Maksud kamu COD itu cash on delivery? Bayar di tempat?" tanya Johnny memastikan. 

"Iya Pak. Sekarang kurirnya nunggu bapak untuk bayar." Johnny menekan dahinya, kenapa dia harus bayar jika ia tak pernah pesan apa pun dan lagi untuk apa dia memesan dari perusahaan saingannya kemudian dikirim ke tempat kerjanya, cari mati saja.

"Saya nggak pesan apa pun." Johnny menekankan setiap katanya untuk mempertegas bahwa ia tak memesan apapun menggunakan perusahaan sebelah.

"Tapi, Pak. Ini nama, alamat, nomor telpon semuanya untuk bapak."

"Saya?"

"Iya Pak. Ada satu nomor telpon satu lagi, tapi belum saya coba untuk hubungi." Perasaan Johnny sudah tak enak mendengarnya.

"Belakangnya 1997?" tanya Johnny.

"Iya Pak."

"Damn it, Farah!" Johnny memijit keningnya. Lagi-lagi Farah membuat ulah. 

"Gimana ini pak?" tanya resepsionisnya kebingungan.

"Berapa semuanya?" tanya Johnny yang akhirnya, lelah untuk melawan.

"299.999 rupiah, Pak." Farah memang tak tanggung-tanggung menguras uangnya meskipun  jumlah segitu bagaikan beli tusuk gigi bagi Johnny.

"Iya sebentar lagi saya suruh OB untuk turun antar uangnya." Tak lama kemudian JOhnny memanggil OB untuk membantunya membayar dan mengambil paket. Sementara OB pergi mengikuti perintahnya dia menelpon Farah untuk mengkonfrontasi gadis tak tahu diri itu.

Hanya butuh dering pertama Farah langsung mengangkatnya seolah gadis itu memang sedang stand by dengan ponselnya.

"Halo, Om Johnny ganteng nan seksi." Dari nada sapaan yang dikeluarkan oleh Farah, Johnny yakin bahwa gadis itu sedang mencoba merayunya.

"Ada apa nih? Kangen Farah ya?" Johnny semakin curiga, ini antara Farah mencoba merayunya atau gadis itu sedang kesurupan setan ganjen.

"Kangen pengen nyekek kamu." Farah malah terkekeh.

"Pasti paketnya udah nyampe ya?" tanya gadis itu seolah tak melakukan hal yang salah.

"Iya. Dan kamu buat saya marah." Johnny tak benar-benar marah, dia hanya kesal saja.

"Jangan marah dong. Nanti kalo marah saya cium lho," goda Farah.

"Berapa banyak ciuman yang bakal kamu kasih soalnya saya sekarang marah banget?" tanya Johnny dengan senyum tipis miliknya.

"Dari 1 sampai 10, om marahnya nomor berapa?"

"Sebelas."

"Ih banyak banget. Saya pesen paket itu buat hadiah anak se—"

"Farah!"

"Ihsan maksudnya." Farah langsung mengoreksi dalam memanggil Ihsan.

"Tapi, saya yang beliin jatuhnya."

✔️ This Girl is Little Bit CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang