47

853 172 44
                                    

Mata Farah masih terpejam ketika Johnny sampai di rumah wanita itu, hanya ada Yongki yang menyambut sang penolongnya itu. Yongki berusaha menjadi tuan rumah yang baik untuk Johnny sekalipun ia bertanya-tanya ada urusan apa bapak dirut itu datang ke rumahnya pagi-pagi.

Kopi dan kue ringan ada di depan Johnny, tapi lelaki itu tampak sibuk mencari sesuatu dan Yongki si manusia sok peka sadar bahwa kedatangan Johnny adalah untuk bertemu adiknya, Farah. Sekarang Yongki sedikit dilema haruskah ia membangunkan Farah dan menerima cakaran dari adiknya itu atau menyuruh Johnny datang jam sepuluh, jam dimana Farah akan bangun ketika libur.

"Lo dateng mau ketemu Farah?" tanya Yongki secara langsung.

"Iya, saya sudah ada janji untuk pergi jam 7." Yongki melebarkan matanya, tak mungkin Farah memiliki janji fi pagi hari saat libur.

"Serius?" Johnny mengangguk mantap, dia bukan anaknya yang hobi berbohong.

"Duh, Farah masih tidur. Biasanya kalo hari libur dia bangun jam 10. Bentar gue bangunin." Johnny ingin mencegah Yongki, tapi laki-laki itu sudah melesat menuju kamar Farah yang tak terkunci.

"Farah marah nggak ya?" tanya Johnny.

"Dia marah," gumam Johnny setelah mendengar teriakan Farah dan tak lama kemudian ia melihat Yongki berlari dari arah kamar Farah dengan tangan menutupi kepalanya, sepertinya Farah menggunakan sedikit kebar-barannya.

"Ehm, Farah lagi kayak singa, mending lo balik aja." Yongki memperingatkan Johnny.

"Diem lo!" Farah keluar dari kamar dengan penampilan yang tak pernah Johnny duga sebelumnya. Gadis itu memakai kaos partai kebesaran dengan sablon yang hampir hilang, celana pendek dan rambut yang persis seperti orang yang habis dijambak.

"Lo sisiran dulu kenapa sih? Johnny syok tuh." Tidak, Johnny tidak syok dengan penampilan acak kadut Farah, tapi ia heran bagaimana gadis itu tetap cantik sekalipun baru bangun tidur.

"Semua cewek tuh aslinya bangun dengan kondisi kayak gini. Semua yang Om lihat di film yang cewek bangun langsung cantik itu semua bohong. Rambut mereka kayak gini, bahkan ada yang ileran juga." Farah melakukan pembelaan diri.

"Tapi, tetep aja lo harus sopan dikit sama tamu. Sisiran sama cuci muka."

"Biarin aja biar Om Johnny biasa liat gue kayak gini." Yongki bingung kenapa Johnny harus terbiasa dengan penampilan Farah yang seperti itu.

"Saya suami magang Farah," kata Johnny membaca wajah Yongki yang bingung. Namun, bukannya paham, Yongki malah semakin bingung. Sejak kapan ada istilah suami magang? Apa itu sedang hits di kalangan anak muda sekarang?

"Nggak usah sok bingung. Sana ke kafe," usir Farah dan Yongki sendiri tak ingin berlama-lama karena dia memang harus segera ke kafe.

"Ini juga udah mau cabut. Lo kalo nggak takut diapa-apain Farah silahkan di sini, tapi kalo takut ayo pergi."

"Sana pergi sendiri!" Farah kembali mengusir Yongki dan kali ini Yongki benar-benar pergi.

"Om kenapa dateng jam segini?" tanya Farah begitu Yongki pergi.

"Kamu bilang jam 7."

"Malem. Bukan pagi." Johnny benar-benar syok, sepertinya ia terlalu bersemangat untuk melakukan kencan.

"Maaf, saya terlalu excited. Kalo gitu saya pulang aja." Johnny meringis tak enak pada Farah.

"Nggak usah, kita kencan mulai dari sekarang aja. Tunggu sebentar saya cuci muka sama sisiran dulu." Wajah Johnny kini kembali cerah begitu Farah mengatakan bahwa mereka akan mulai kencan.

✔️ This Girl is Little Bit CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang