Jati dan Yohana sudahlah cukup untuk membuat bising kafe milik Yongki. Padahal keduanya hanya saling bicara, sedikit menyindir dan lebih banyak mengumpat. Ya, begitu mereka yang diberi gelar anak buah setan oleh Yongki. Sementara untuk setannya sendiri, kalian pasti tahu siapa. Ya, benar adik Yongki sendiri, Farah.
"Ya lo goblok sih Ndrong, namanya cewek ya lo speak-speak dulu lah. Ya kali langsung lo ajak ketemu nyokap lo." Alis Jati naik sebelah, bagian mana yang salah? Bukankah speak itu artinya bicara dan jika Yohana tak lupa, Jati sudah bercerita bahwa ia sempat mengajak bicara dan perkenalan dengan pasangan kencan butanya.
"Gue juga udah speak kali. Kalo gue nggak speak gimana gue komunikasi sama dia. Dih, bego lo nggak kurang-kurang." Yohana berdecak kesal, padahal speak yang dimaksud disini adalah rayuan.
"Maksud gue rayuan Ndrong!"
"Lo bilang speak ya, Njing! Rayuan bukan itu Bahasa Inggrisnya!" Sudah biasa jika Jati memaki-maki Yohana.
"Terus apa Bahasa Inggrisnya?"
"Nggak tau, gue." Yohana memutar bola matanya dramatis, memang keduanya ini tak bisa diandalkan dalam hal Bahasa Inggris.
"Udahlah, itu nggak penting. Yang penting kencan buta lo selanjutnya lo cobalah buat rayu dia, gombalin."
"Ada cara lain nggak selain gombalin?" tanya Jati karena sejatinya dia tak pernah menggombali makhluk wanita.
"Ada," jawaban Yohana bagaikan oasis pada hati Jati yang kerang keronta.
"Apa?"
"Hati," jawab Yohana mantap bak sang ahli cinta.
"Hati?"
"Iya hati. Harta dan properti."
"Anjir, lo ngasih saran nggak ada yang bener."
"Ya udah kalo lo miskin dan nggak punya hati kasih aja cinta." Jati tampak berpikir keras bagaimana ia bisa memberi cinta jika ia sendiri tak pernah benar-benar jatuh cinta.
"Gue nggak tau gimana cara ngasihnya."
"Jangan bego deh Ndrong. Ngasih gitu doang susah. Kasih kotak beludru abis itu bungkus, jadi deh." Jati mengerutkan dahinya, memang cinta bisa dibungkus? Atau jangan-jangan Yohana membahas cinta yang lain.
"Ini kita ngomongin cinta as in love kan?"
"Bukan."
"Hah? Lo ngomongin cinta terus kalo bukan love, sarang, amor itu apaan?" Jati merasa lama kelamaan temannya ini makin sulit dimengerti.
"Cinta, cincin dan permata."
"Anjing!" Kotak tisu terlempar dari meja, untung saja Yohana berhasil menangkapnya.
"Gitu aja marah. Ya udah sih kalo nggak ada dua-duanya pake cara pertama tadi, jadi lo harus latihan gombalin orang. Kalo nggak ada coba aja sama kucing lo." Jati menyandarkan dirinya pada kursi. Ia lelah, bertemu Yohana tak membuatnya menemukan solusi.
"Gue mau nyontohin, tapi calon laki gue ada di sana." Yohana menunjuk ke arah Yongki yang sedang bicara pada Kun yang sepertinya baru datang.
"Eh Bang Kun kayak mau ke sini. Mau konfrontasi dia nggak?" tanya Jati.
"Jelas. Beraninya dia mainin perasaan Farah. Sini lo samping gue." Jati pindah tempat duduk di samping Yohana hanya agar lebih mengintimidasi Kuntoro.
"Farah mana?" tanya Kuntoro tanpa ada niat basa-basi sopan pada dua manusia yang kini menatapnya tajam.
"Duduk. Nanti kita kasih tau." Yohana menunjuk kursi di depannya dan kini Kuntoro sangat yakin bahwa dua sahabat Farah ini sedang merencanakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ This Girl is Little Bit Crazy
Fiksi Umum"Saya peringatkan ya Om, saya jago taekwondo sabuk i-" "What you said? Om?" "Iya." "Don't call me Om." "Why?" "Itu buat kamu kedengeran seperti baby sugar saya."