Jika diingat-ingat beberapa tahun yang Farah sendiri tak ingat berapa tepatnya, yang jelas saat gadis itu di sekolah dia selalu mengunjungi BK. Bukan seperti Dilan yang ingin menyapa guru BK. Dia hanya, bagaimana ya menjelaskannya? Dia memang sedikit memiliki tingkah laku yang kurang manusiawi walaupun covernya seperti manusia.
Ketika memasuki ruangan BK dia merasakan flashback dulu saat ia harus duduk dengan Yongki sebagai walinya mendengarkan segala omelan dari guru BK sembari terus mengumandangkan kata maaf atas kesalahannya. Padahal Farah ingat bahwa ia melakukan semuanya untuk membela diri hanya saja Yongki memilih merendahkan diri dengan meminta maaf dibandingkan membelanya. Menyedihkan, tapi Farah bisa apa? Minta maaf adalah cara paling cepat menyelesaikan masalah.
"Masuk Ma," kata Ihsan yang membuat Farah sedikit geli karena dipanggil mama, tapi sebagai artis dadakan dia hanya menurut.
"Ibu, kakaknya Ihsan?"
"Saya ibunya." Tentu saja tak ada yang percaya hingga Farah kembali melanjutkan kata-katanya.
"Ibu sambung." Barulah setelah mengatakan itu para guru BK memaklumi sekarang memang trend menikahi om-om apalagi yang berduit.
"Jadi kami memanggil ibu karena anak ibu melakukan kenakalan di sekolah."
Haruskah Farah meminta maaf seperti yang Yongki lakukan dulu? Tapi, ia ingat perasaan kesalnya dulu saat Yongki melakukan itu membuat Farah enggan melakukannya, setidaknya dia tak ingin anak nemu di toiletnya itu merasakan hal yang sama.
"Ihsan nakal di sekolah dan ibu memanggil saya? Saya nggak pernah tuh manggil ibu waktu Ihsan nakal di rumah." Sebuah kalimat yang jika dipikir tak salah, hanya saja itu juga bukan hal normal yang dikatakan oleh seorang wali murid.
"Maaf?" Guru BK hampir saja terkena serangan jantung karena ucapan kelewat bar-bar milik Farah.
"Maksud saya, kenakalan anak itu selalu ada pemicunya. Dan saya hanya mau dipanggil ketika kenakalan anak saya pemicunya dari keluarga. Dan apabila pemicunya dari sekolah maka itu tanggung jawab sekolah. Terserah anda jika menghukum anak saya seperti apa. Yang jelas hukuman itu harus membuatnya jera." Dalam hati Farah sedang memuji dirinya.
Wah, anjir gue keren banget.
"Sebenarnya wali dari Radian meminta orang tua Ihsan dipanggil karena memukul anak mereka." Farah langsung bersikap defensif. Urusan ini akan sangat berat.
"Mana bapaknya?" tanya Farah seakan mengajak tawuran.
Seorang bapak dan ibu dengan anak lelaki di sampingnya yang memiliki luka lebam di pipi memasuki ruang BK. Tampak jelas Ihsan tak suka dengan anak itu.
"Mbak, minta maaf aja udah terus masalah kelar. Biasanya papa kayak gitu," bisik Ihsan dan Farah hanya mengangguk, sedangkan untuk melakukannya itu tergantung mood Farah.
"Ini ibunya?"
"Iya, saya ibu sambung Ihsan."
"Oh anak korban cerai, pantes kelakuannya kayak gitu." Ihsan menunduk sementara Farah memandang bapak itu dengan datar.
"Itu tidak ada hubungannya. Sekarang kita bahas urusan anak kita. Anak saya memukul anak anda, tapi saya yakin anak saya memukul anak anda karena sebuah alasan." Ini adalah hal yang ingin Farah dengar dari Yongki dulu, alih-alih meminta maaf dia ingin Yongki menanyakan alasannya.
"What you did, Radian?"
"Udah, emang Ihsan yang salah." Farah melirik ke arah Ihsan, sepertinya Ihsan tak ingin membahas itu.
"Dia bilang papa Ihsan tukang selingkuh sampai akhirnya cerai sama mama Ihsan. Mana ada seorang manager duitnya sebanyak itu, pasti main sama tante-tante makanya dapet duit banyak. Gitu Tante." Sebenarnya Farah tak mengerti kenapa anak SMP mulutnya bisa sekejam ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/246339413-288-k464118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ This Girl is Little Bit Crazy
General Fiction"Saya peringatkan ya Om, saya jago taekwondo sabuk i-" "What you said? Om?" "Iya." "Don't call me Om." "Why?" "Itu buat kamu kedengeran seperti baby sugar saya."