32

799 191 60
                                    

Farah mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan keanehan pagi ini nyata adanya. Meja makan penuh dengan segala makanan, tak hanya itu ia bahkan menemukan Yongki yang sudah duduk seolah menunggunya ditambah senyum yang membuat Farah merinding. Ada yang salah dengan Yongki.

Merasa ada yang tak beres Farah mengambil ponselnya dan mengecek tanggal. Apa sekarang adalah april mop? Tunggu, ini bulan Februari bukan April. Atau hari ulang tahunnya? Ah ternyata memang hari ulang tahunnya. Namun, bukankah biasanya Yongki tak merayakan ulang tahun Farah yang juga hari meninggalnya ayah mereka.

"Ayo makan. Semuanya makanan kesukaan lo." Farah tahu bahwa Yongki itu baik, tapi kakaknya tak pernah sebaik ini kepadanya.


"Lo nggak naro racun kan?" tanya Farah curiga dengan kebaikan Yongki.

"Nggak. Ayo makan." Tentu saja Farah tak akan menolak, dia suka makan.


"Kemarin lo ke reuni bareng Johnny? Dia bilang dia jagain rumah bareng Jati." Farah mengangguk, dia sedang mengunyah jadi malas menjawab pertanyaan Yongki.

"Kenapa nggak sama Kun?" tanya Yongki lagi. Sekarang Farah merasa bahwa semua makanan ini hanyalah jebakan Yongki untuk melakukan wawancara padanya.

"Bang Kun sibuk."

"Masa? Padahal semalem dia juga ke sini. Sempet ketemu Johnny juga dia." Farah berhenti mengunyah dan bersiap menerima informasi tambahan dari Yongki tentang dua lelaki itu.

"Kayaknya mereka beneran suka sama lo." Farah pun tahu akan hal itu, ia hanya pura-pura tak tahu.

"Lo pilih siapa?" tanya Yongki yang sepertinya dalam mode kepo.

"Nggak, gue nggak milih. Gue suka jadi single." Farah menjawab sekenanya karena dia sendiri tak tahu harus memilih yang mana. Ia sedikit ragu untuk menjalin hubungan.

"Kenapa?"

"Single happy." Farah bertingkah seolah menjadi single adalah hal yang menggembirakan padahal Yongki tahu bahwa adiknya itu kadang terlihat kesepian.

"Lo nggak kesepian?"

"Ada duo kampret sama lo juga. Nggak kesepian gue."

"Mereka suatu saat bakal punya keluarga sendiri dan bakal susah ngasih waktunya buat lo. Gue juga, gue bisa aja pergi." Perasaan Farah tak enak, entah kenapa vibe positif yang diberikan Yongki malah membuatnya over thinking.

"Paling nggak gue harap lo ada yang jagain kalo gue nggak ada. Ngajak lo ngobrol atau beliin lo makanan." Farah menatap lurus Yongki yang kini membersihkan mulut Farah dengan napkin.

"Lo sakit ya? Lo mau mati?" Farah pernah mendengar bahwa ketika orang tiba-tiba berubah berarti orang itu akan mati dan Yongki yang menjadi semanis ini tentu membuat Farah berprasangka buruk.

"Nggak. Gue sehat kok. Sehat banget malah. Gue cuma mau lo bahagia Far."

"Lah gue mah bahagia. Apalagi kalo lo ngasih gue duit." Yongki biasanya akan memukul Farah karena ngelawak di saat ia serius, tapi kali ini Yongki hanya tersenyum. Senyum seperti seorang ayah.

✔️ This Girl is Little Bit CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang