Mendengar berita tentang Yohana yang menggila membuat Farah khawatir. Ia takut jika temannya itu akan menjadi pembunuh hingga ia langsung keluar dari kamar tamu dengan panik.
Di ruang tamu sudah ada Johnny yang tengah memberikan ceramah kepada Ihsan untuk mejadi anak baik dan tak membuat masalah. Namun, perhatiannya berubah ketika Farah turun dengan keadaan rambut basah dan juga wajah yang tampak begitu sarat akan rasa khawatir.
"Mbak Farah," panggil Ihsan tampak penasaran dengan tingkah Farah yang tampak buru-buru.
"Om, saya pergi dulu. Ada masalah. Nanti sebelum Om pergi saya udah di rumah. Jam sebelas, 'kan?" Tangan Farah yang tampak bergetar membuat Johnny bertanya-tanya sebesar apa masalah Farah hingga gadis itu tampak begitu khawatir dan panik.
"Saya anter."
"Nggak usah. Kasian Ihsan sendirian di rumah."
"Nggak apa-apa Mbak. Tolong bawa Papa—Ehm maksudnya biar dianter Papa lagian ada satpam di rumah. Ihsan aman," pinta Ihsan karena ia sudah jengah mendengarkan nasihat papanya bagaimana cara menjadi anak baik dan tak membuat masalah padahal semua juga tahu bahwa Ihsan dan masalah adalah cinta sejati yang tak bisa diubah.
"Biar saya antar, badan kamu gemeteran gitu. Ayo." Farah tak punya banyak waku untuk menolak Johnny dan akan butuh waktu lama bagi Farah menunggu taksi untuk menuju ke rumah Yohana.
"Iya. Tolong Om." Johnny langsung mengambil kunci mobilnya dan memberikan jaket kepada Farah.
"Pakai, nanti kamu masuk angin. Saya nggak mau ngerokin." Farah dnegan patuh memakai jaket dari Johnny kemudian mengikuti lelaki tinggi itu keluar rumah.
"Hati-hati di jalan ya! Jangan cepet-cepet pulang!" kata Ihsan dengan bahagia, ia harap papanya akan pergi dalam waktu lama agar ia bisa bermain PS dengan tenang.
Sementara itu Farah terus meminta Johnny untuk mengebut menuju ke rumah Yohana, dan Farah cukup beruntung karena kali ini Johnny tak protes seperti biasanya. Sepertinya lelaki itu sangat paham kekhawatiran dari Farah hingga mau menuruti gadis gila itu.
"Itu rumahnya." Farah menunjuk rumah Yohana dan begitu mobil Johnny berhenti di sana dia langsung berlari keluar.
"Ada apa sih sebenernya?" gumam Johnny yang akhirnya ikut turun juga.
Namun, baru beberapa langkah dia mendapati mobil Jeffar yang mendekat dan lagi-lagi datang dengan keadaan yang terburu-buru.
"Jeff! Ngapain lo di sini?" tanya Johnny.
"Liat orang kesurupan." Jeffar berlari kedalam rumah Yohana untuk melihat sang sepupu.
Sementara itu Johnny tak langsung percaya dengan ucapan Jeffar yang tak masuk akal baginya. Apa untungnya melihat kesurupan?
"Ada apa sih?" Rasa penasaran Johnny semakin naik hingga akhirnya lelaki itu mengikuti Jeffar dan juga Farah.
"Lepasin Hana!" pinta Hana pada ayahnya dan Yanto sang tukang kebun.
"Biar Hana bunuh lelaki itu." Hana sibuk berteriak ketika Farah sampai ke sana.
"Lepasin aja Om. Lepasin! Biar Hana hancurin hidup Farah!" Hana berhenti memberontak begitu suara Farah terdengar.
"Gue belain lo! Bagian mananya yang hancurin hidup lo?" tanya Hana dengan suara tercekat.
"Lo bunuh dia. Mati. Terus abis itu lo ditanya kenapa bunuh dia dan akhirnya semua orang tau. Lo mau kayak gitu? Gue ngomong ke lo bukan buat lo kasih tau ke dunia Han!" Mama Hana terdiam, dia tak mengerti, tapi wanita itu cukup paham bahwa permasalahan anaknya yang mau kesurupan bersumber dari Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ This Girl is Little Bit Crazy
General Fiction"Saya peringatkan ya Om, saya jago taekwondo sabuk i-" "What you said? Om?" "Iya." "Don't call me Om." "Why?" "Itu buat kamu kedengeran seperti baby sugar saya."