Farah mencium bau pengumuman hubungan antara Jati dan Yohana ketika Jati mengirim pesan dan mengatakan pria itu ingin mentraktir Farah. Sebenarnya Farah sendiri tak begitu ingin datang karena traktiran Jati hanya berlaku makanan murah berbeda dengan Johnny yang royal. Namun, sebagai teman yang baik ia akan datang untuk mendengarkan kabar bahagia dari dua teman anehnya.
Seluruh dugaan Farah akan kabar bahagia itu sirna ketika dia sampai restoran dan mendapati dua temannya itu duduk berjauhan seperti anak TK yang habis bertengkar. Jelas ini bukan tanda yang baik.
"Sampai juga lo. Duduk!" suruh Jati layaknya bos yang menggaji Farah.
"Gue nggak bisa lama-lama kasih gue makan sama kabar yang mau lo omongin ke gue." Farah begitu to the point hari ini dia tak ingin bermain drama seperti biasanya. Dia sibuk.
"Makanan lo udah ada di depan lo, udah dipesenin Hana." Farah menyipitkan matanya, sejak kapan Jati memanggil nama Yohana dengan normal. Ini semakin tak beres. Apa jati ditolak sampai tak menggunakan panggilan sayang Hana a.k.a Nyi Pelet.
"Lo ditolak apa diterima?" tanya Farah tanpa memulai basa-basi busuk.
"Lo basa-basi dulu bisa nggak sih?" kata Jati yang sempat tersedak minuman karena ulah Farah.
"Oke. Gue basa-basi dulu. Hai apa kabar? Yohana nolak apa nerima lo?" Itu jelas bukan jenis basa-basi yang baik dalam bertanya. Namun, tentu saja Farah tak akan peduli. Dia butuh jawaban bukan pengetahuan tentang sopan santun.
"Makan dulu deh lo." Farah makin mencurigai keduanya ketika Yohana menyuruhnya makan. Ini mencurigakan.
"Kasih tau gue atau gue bikin ulah." Inilah kenapa Jati agak ragu memberitahu Farah. Gadis itu terlalu nakal untuk bisa dia tangani.
"Gue bilang gue mau pacar dia."
"Good, kalo gitu gue bisa ma—"
"Kalo di ultah gue yang ke 29 gue nggak ada pacar." Farah menaruh kembali sendok dan garpunya.
"Ndrong. Gebetan lo sakit anjir! Lo nggak mau cancel aja tuh acara nembak lo?" tanya Farah.
"Nggak. Lagian gue yakin dia nggak bakal dapet cowok selama tiga hari."
Jika orang lain Farah akan yakin bahwa sulit menemukan pacar dalam 3 hari, tapi orang ini adalah Yohana. Teman Farah ini bahkan bisa mengajak pacaran orang yang lewat di depannya dan mengherankannya lagi orang itu akan menyetujui.
"Ndrong! Yohan itu kayak kucing di jalan dia bisa langsung dapet cowok." Farah memperingatkan Jati.
"Tenang aja, kucingnya gue kandangin." Jati tersenyum miring sementara Yohana memutar bola matanya dramatis.
"Maksudnya?" tanya Farah.
"Gue udah bilang nyokapnya dan nyokapnya bakal ngunci Hana di rumah, dia cuma bisa pergi kalo sama gue."
"Anjir jago juga lo." Farah memuji Jati dengan sepenuh hati karena sulit menjinakkan mama Hana.
"Lo gimana Han? Sebel?" Yohana menghendikkan bahunya, dia tak merasakan sebal sama sekali.
"Fiks, sebenernya lo suka sama si gondrong, tapi gengsi. Makan tuh gengsi!"
"Heh! Siapa yang lebih gengsi di sini? Lo ya!" Jati tak akan ikut campur pada persilatan lidah dua orang wanita ini. Dia cari aman.
"Lah gue ngapain?" tanya Farah.
"Lo mau nerima lamaran Johnny, tapi sok-sokan nolak?"
"Apa? Jhonny lamar lo?"
"Siapa yang nolak?" Pertanyaan Jati sama sekali tak didengar oleh Farah.
"Jadi beneran Johnny lamar Mak lampir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ This Girl is Little Bit Crazy
General Fiction"Saya peringatkan ya Om, saya jago taekwondo sabuk i-" "What you said? Om?" "Iya." "Don't call me Om." "Why?" "Itu buat kamu kedengeran seperti baby sugar saya."