"Ya, lo dateng lah, jarang-jarang lho kita bisa kumpul mumpung si Gusti lagi di Jakarta."
"Iya ntar aku ikut kalo nggak ada kerjaan."
Ting tong ting tong ting tong
"Apaan sih? Bocil di tempat lo rese banget sih."
"Bukan, itu Farah." Kuntoro tak perlu melihat keluar untuk tahu bahwa pelaku pemencetan bel itu adalah Farah.
"Ngomong-ngomong soal Farah, lo tau kalo dia hamil anak Johnny, klien gue?" Langkah Kuntoro yang ingin membuka pintu langsung terhenti.
"Maksud kamu?"
"Ya ada gosip kalo Farah hamil dua bulan dan bapaknya itu Johnny. Gue mau nggak percaya gimana ya Kun, si Johnny tiba-tiba bawa makanan ke kantor dan ngasih ke Farah. Terus beberapa hari yang lalu si Johnny minta ijin biar Farah dateng ke pertemuan wali murid anaknya Johnny. Apalagi kalo mereka nggak saling berhubungan."
Ting tong ting tong
Bunyi bel semakin anarkis di saat Kuntoro masih bergelut dengan rasa kaget dan tak percayanya. Dia yakin bahwa Farah bukan anak yang seperti itu, tak mungkin dia menikah tanpa mengundangnya ataupun keluarganya sendiri.
"Ga, nanti kita omongin lagi. Farah makin ribut di luar."
Kuntoro langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Dirga hanya untuk menghentikan bunyi bel yang memekak telinga.
Benar dugaan Kuntoro bahwa Farah adalah pelaku dari pemencetan bel rumah secara agresif seolah gadis itu sedang berlomba dengan anak tetangganya yang tampak berjinjit untuk meraih bel rumahnya sendiri.
Bagian parahnya adalah Farah yang mengolok-olok si anak kecil dengan mengatakan bahwa si anak butuh Kinderjoy untuk tumbuh ke atas yang jelas semuanya hanya bohong belaka. Ia hanya ingin anak itu membuat ibunya repot. Sekali lagi Farah bukan anak baik, tapi dia juga bukan anak jahat dia hanya anak aneh yang jahilnya melebihi Jerry si tikus.
"Jangan main-main kalo mau masuk."
Farah patuh dan masuk ke dalam rumah Kuntoro yang bersih walau tak shinning shimmering splendid, tapi lumayan nyaman untuk ditinggali atau dibuat berantakan.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Kuntoro setelah memberikan sebuah susu pisang kepada Farah.
"Mau minta Indomie, Indomie Farah diabisin Yongki."
Alis Kuntoro naik ke atas sebelah. Tak apa jika Farah minta Indomie, hanya saja rumah Farah ada tiga blok dari rumah Kuntoro dan lagi di dekat rumah Farah ada warung yang menjual Indomie, jadi buat apa anak itu ke rumah Kuntoro hanya untuk meminta Indomie.
"Mau dibuatin?" Bukan karena Kun baik, tapi itu dilakukan untuk mencegah hal buruk terjadi pada dapurnya yang sebersih kulit Kun.
"IYA!!!" jawab Farah dengan penuh semangat, ini yang ia suka dari Kuntoro dibanding Yongki.
"Ya udah tunggu sini."
"Ikut!" Farah mana mendengarkan dia mengikuti Kuntoro ke dapur.
"Gimana kerjaan kamu? Betah?" tanya Kuntoro mencoba mengarahkan Farah ke topik tentang Johnny.
"Nggak, bosnya banyak ngasih kerjaan pengennya Farah aja yang ngasih dia kerjaan." Apa yang diharapkan dari Farah, gadis itu selalu menjawab seenaknya sendiri.
"Dirga ngasih kamu banyak kerjaan?" tanya Kuntoro.
"Ya lumayan, tapi kemarin Farah bisa libur seharian berkat Om Johnny." Saat Johnny disebut Kuntoro hampir saja meremukan mi padahal Farah suka mie yang tidak dipotong.
![](https://img.wattpad.com/cover/246339413-288-k464118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ This Girl is Little Bit Crazy
General Fiction"Saya peringatkan ya Om, saya jago taekwondo sabuk i-" "What you said? Om?" "Iya." "Don't call me Om." "Why?" "Itu buat kamu kedengeran seperti baby sugar saya."