26

945 230 43
                                    

"Johnny! Om Johnny!" teriak Farah di dalam kafe karena dia terlalu malas mencari Johnny di antara para pelanggan yang ada di sana.

Hal itu tentu membuat Farah menjadi bahan pengamatan dari para pelanggan. Mereka tentu bertanya-tanya Tarzanwati  dari cabang hutan mana yang datang berkunjung ke kafe. Namun, melihat Farah yang tampak seperti manusia normal mereka memilih untuk tak meributkannya.

"Eh belum dateng. Padahal gue pikir gue telat," gumam Farah kini menscan setiap kursi untuk mencari tempat duduk yang strategis. Pilihannya tertuju di samping jendela dengan meja yang belum dibersihkan.

"Permisi, Kak. Biar saya bersihkan dulu." Waiters dengan sangat baik dan ramah menawarkan sebuah jasa yang biasanya banyak diharapkan oleh pelanggan. Namun, gadis adalah anomali, jadi alih-alih menerima gadis itu memilih untuk menolak.

"Nggak usah Mbak, biarin aja. Jadi aesthetic. Saya pesen minun aja. Makannya nanti." Waiters-nya mengangguk.

"Baik, bisa dibantu pesanannya, Kak."

Farah membolak-balik buku menu dan kini pilihannya jatuh pada minuman yang paling sehat. Mengingat gadis itu baru keluar dari rumah sakit.

"Saya pesan cairan jernih tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa yang diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen, oksigen dan sejumlah garam mineral atau gas." Waiters-nya hanya bisa ternganga dengan apa yang dipesan Farah. Sejauh tiga tahun dia bekerja, dia tak pernah mendapatkan pesanan seperti itu sebelumnya.

"Maaf, tapi kami tidak ada menu itu, Kak." Waiters itu masih terlihat sangat sabar dengan Farah, jika saja pelayan itu Jati mungkin gelas sudah meluncur ke kepala Farah.

"Ada kok, tadi saya lihat." Farah mengambil menu dan kemudian menunjuk menu paling sehat di sana.

"Air mineral, Kak?" Farah mengangguk dengan bangga, dalam tahap ini Farah harus bersyukur karena tak mendapat umpatan dari pelayan itu.

"Baik, Kak. Mohon tunggu sebentar."

"Terima kasih." Farah tak pernah lupa mengatakan terima kasih.

Tak lama dari itu, Johnny datang dengan napas tersengal-sengal kemudian menuju ke arah Farah yang menatapnya tajam.

"Maaf, saya terlambat ada banyak kerjaan. Kamu udah lama?" tanya Johnny.

"Iya Om lama banget, untung aja saya sabar. Lihat nih udah berapa gelas saya minum. Bisa-bisa cacing saya yang di dalam usus berenang." Dusta Farah, gadis itu sengaja memilih tempat yang ada banyak sisa gelas agar Johnny percaya bahwa ia sudah menunggu lama. Memang super sekali gadis yang satu ini.

"Maaf. Ya udah kamu kalo mau pesen lagi bilang aja, saya yang bayar." Senyum Farah terbit seketika, ternyata menjadi licik itu banyak manfaatnya.

"Mbak," panggil Johnny pada pramusaji yang agak was-was, ia takut Johny tak jauh berbeda dengan Farah, bisa darah tinggi dia.

"Iya Pak."

"Kamu mau makan apa?" tanya Johnny.

"Prawn pasta 2." Johnny sudah tahu bahwa dua itu untuk Farah seorang dan melihat pramusaji yang terus melihat Farah Johny mencoba melindungi image Farah yang sudah tak tertolong buruknya.

"Kamu tau aja saya mau prawn pasta. Sama tambah pasta puttanesca. Terus minumnya ice lychee tea, kamu juga?" Farah mengangguk.

"Dua ya Mbak. Sama tolong mejanya dibersihkan, Makasih." Pramusaji mengambil beberapa gelas dan membawanya ke dalam. Sementara itu Johnny mengamati wajah Farah, merasa diamati bukannya merasa malu atau menunduk seperti wanita kebanyakan, Farah malah maju mendekat ke wajah Johnny.

✔️ This Girl is Little Bit CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang