28

962 212 61
                                    

Dua dari tiga manusia yang hobi menebar keributan kini sedang menginvasi rumah Farah yang sedang kosong melompong. Yongki tentu belum kembali dari kafe dan Farah sendiri meninggalkan mereka berdua setelah lelah mengusir Jati dan Yohana yang bersikeras menganggap rumah Farah rumah mereka sendiri.

Bicara tentang Farah, gadis itu sudah pergi lebih dari tiga jam yang mana itu membuat Yohana penasaran. Apa sekarang temannya itu masih membujuk Kuntoro untuk menjadi pasangannya dalam menghadiri reuni seperti tahun-tahun sebelumnya.

Namun, ini terasa aneh. Tak mungkin Kuntoro sulit dibujuk apalagi yang membujuk adalah Farah, yang bahkan mengalahkan iblis dalam membujuk manusia.

"Farah ngapain sih lama banget?" tanya Yohana pada Jati yang sedang mencari-cari makanan di dapur Farah.

"Pantes Farah otaknya agak miring tiap hari makan makanan instan." Jati tak peduli dengan pertanyaan dari Yohana.

"Ndrong! Gue nanya lo!" Jati menoleh pada Yohana sambil memegang sebuah Indomie yang akan menemani sate taichan yang dimakannya empat jam yang lalu.

"Apa?"

"Farah kok lama, ngapain dia." Jati termasuk manusia sabar, jika tidak mungkin sudah lama keduanya tak saling berhubungan.

"Heh atlet jambak, sejak kapan gue tau semua urusan Farah? Bukannya kalian selalu nyimpen rahasia sendiri?" Jati sebenarnya masih dongkol dengan Yohana yang tak menceritakan keadaan Farah.

"Lo masih marah?" tanya Yohana.

Jati menghela napas, ia ingin marah, tapi ia sadar bahwa yang dialami Farah bukan hal yang bisa diceritakan begitu saja entah kepada orang yang Farah percaya ataupun tidak. Jati mengerti bahwa menceritakannya sama saja dengan memberi garam pada luka. Jadi, meskipun lelaki itu marah karena tak dianggap oleh dua perempuan yang sudah bersamanya lebih dari sepuluh tahun ini, dia akan memakluminya.

"Lo mau Indomie nggak? Biar sekalian gue buatin." Jati sengaja mengalihkan pembicaraan dan menawari makan berharap Yohana paham bahwa ia tak ingin memperpanjang masalah itu.

Namun, manusia seperti Yohana ini memiliki otak yang setipe dengan Farah. Gadis itu berpikir dengan cara yang tak manusia lain pahami.

"Anjir lo masih marah sama gue ya? Lo mau ngajak ribut?"

"Apaan sih, Njir? Gue nawarin makan lo bilang ngajak ribut. Gila lo!" Jati tak mau kalah dan mungkin memang setelah ini akan ada perang Bharatayuda.

"Ya itu lo nawarin Indomie."

"Apa salahnya sama Indomie yang imut, kriting dan langsing ini?" Jati tak terima jika makanan kesayangannya dicemooh oleh manusia seperti Yohana.

"Lo tau kan kalo Yongki nolak gue gara-gara Indomie. Lo sengaja pamerin Indomie depan gue. Jahat lo."

"Anjir drama. Awas kalo lo minta ntar." Jati memberi peringatan keras pada Yohana untuk tak menyentuh si imut, kriting dan langsing miliknya.

Namun, seperti halnya lelaki buaya yang berjanji tak selingkuh lagi, Yohana juga seperti itu. Gadis itu menelan ludahnya sendiri ketika melihat indomie Jati bergoyang-goyang mengikuti garpu lelaki itu.

"Ndrong, bagi dong." Jati menatap Yohana sinis, dia tak ingin membagi Indomie yang ia anggap seperti anak sendiri.

"Kagak."

"Pelit amat." Yohana dengan anarkis mencoba merebut piring yang berisi si kuning berbumbu.

Jati tak tinggal diam dengan apa yang dilakukan oleh Yohana, lelaki itu langsung bertingkah seolah meludahi mienya agar Yohana jijik dan tak memintanya. Namun, di dunia ini yang licik bukan hanya Jati masih ada Yohana dan Farah.

✔️ This Girl is Little Bit CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang