Sinetron dan Jati memiliki hubungan love-hate yang begitu kental. Jati kerap kali mengatakan bahwa ia benci sinetron, tapi lelaki itu tak pernah ketinggalan setiap episodenya. Hubungan itu bahkan membuat lelaki itu malas untuk beranjak dari sofa ruang tengah rumah Farah untuk sekedar membuka pintu.
"Siapa sih malem-malem gini tamu kok nggak kenal waktu." Kadang Jati tak berkaca bahwa dia juga tamu yang menganggap rumah Farah adalah rumah sendiri.
Karena bunyi bel semakin nyaring, Jati akhirnya mengalah dan membuka pintu. Dan yang membuatnya kaget adalah keberadaan Farah di gendongan Johnny, mungkin Johnny mengira Farah tidur padahal Jati sangat yakin Farah sedang berakting tidur karena terlalu malas berjalan.
"Kamar Farah mana?" tanya Johnny pada Jati.
"Biar dia jalan sendiri aja Om." Jati memang ikut-ikutan Farah memanggil Johnny dengan sebutan Om.
"Dia tidur. Kasian kalo dibangunin. Di mana kamarnya?" tanya Johnny lagi sementara itu Jati mendekat ke arah Farah kemudian menepuk dahi Farah dengan keras hingga si pemilik dahi mengumpat dengan aesthetic.
"Tuh bangun kan Om." Johnny akhirnya menurunkan Farah dengan hati-hati.
"Dia itu aslinya udah bangun, cuma mager buat jalan masuk. Udah ketebak dia itu mah." Rambut Jati menjadi sasaran Farah akibat membocorkan rencana busuknya.
"Yongki mana?" tanya Johnny mengabaikan Farah dan Jati yang sedang saling jambak. Dia sudah sering melihat hal itu apalagi jika ada Yohana tambah ramai pergulatan ini.
"Pergi. Saya disuruh temenin Farah sampai dia pulang."
"Berarti nanti tinggal kalian berdua?" tanya Johnny sambil menarik pinggang Farah agar gadis itu berhenti mencabuti rambut Jati.
"Iya," jawab Jati yang langsung mundur menjauh Farah dan kembali duduk ke sofanya.
"Om kalo capek pulang aja. Kasian anak se—maksudnya Ihsan kalo sendirian di rumah." Farah menyusul Jati untuk duduk di samping Jati kemudian menyandarkan kepalanta pada bahu Jati.
"Berat anjir!" Jati terus berusaha menyingkirkan kepala Farah tapi gadis itu tetap saja menyandarkan kepalanya.
"Iyalah berat otak gue gede nggak kayak otak lo sekecil upil." Jati menyerah mengusir kepala Farah lagi pula nanti gadis itu juga pergi sendiri. Nah kan sekarang kepala Farah sudah tak di bahunya lagi. Jati sudah senang karena bahunya akan bebas dari linu, tapi setelahnya dia sadar bahwa dia menyadi nyamuk.
Johnny dengan kesadaran penuh tanpa dirasuki oleh setan penghuni rumah Farah membawa kepala Farah ke bahunya. Sungguh pemandangan yang tak ingin Jati lihat.
"Om serius nggak pulang?" tanya Farah tanpa ada niatan menyingkirkan kepalanya bahkan dengan sadar menggunakan pangkuan Johnny sebagai bantal dan paha Jati untuk menahan kakinya.
"Anjir lo kata gue sofa?" protes Jati untuk kesekian kali, tapi Farah tak akan menghiraukannya.
"Saya nunggu Yongki. Ada yang mau saya omongin sama dia." Johnny tak sepenuhnya berbohong, dia memang berniat bicara dengan Yongki, tapi niat awal Johnny akan bicara besok. Namun, keberadaan Jati mengurungkan niat Johnny. Fia tak bisa meninggalkan Farah dengan sembarang lelaki.
"Lama nggak tuh? Kalo lama yakin mau nunggu?" tanya Farah.
"Iya saya tunggu."
"Ndrong! Abang gue cabut ke mana?" tanya Farah sambil mengerakkan kakinya membuat Jati tak nyaman.
"Cabut sama Hana, pacaran kali."
"Kasian bener lo," komentar Farah sambil tertawa.
"Kenapa emang?" tanya Johnny bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/246339413-288-k464118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ This Girl is Little Bit Crazy
General Fiction"Saya peringatkan ya Om, saya jago taekwondo sabuk i-" "What you said? Om?" "Iya." "Don't call me Om." "Why?" "Itu buat kamu kedengeran seperti baby sugar saya."