"Ibu?"
"Rupanya ada tamu, hallo. Saya Aulia, isyaallah calon istrinya Mas Fadli." Sahut wanita itu sedang memperkenalkan dirinya padaku, sembari memberikan tangannya untuk berjabat tangan denganku.
"Calon istri?" Batinku, entah bagaimana sekarang. Niatku yang memberi kejutan untuk Fadli, malah aku sendiri yang mendapatkan kejutan saat ini. Aku menatap Tante Gianti, beliau mengangguk. Aku memalingkan penglihatanku ke sembarang arah.
"Hallo?" Ujar Aulia membuyarkan tatapanku.
"Oh hi. Saya Arabelle, teman kerjanya Fadli sewaktu di WO." Ucapku lalu menerima jabatan tangannya.
Tak lama, suara kendaraan memasuki perkarangan rumah Tante Gianti. Yang tak lain, itulah mobil yang digunakan oleh Fadli. Aku memalingkan wajahku, menghadap pohon Sikas berukuran dan tinggi sedang di belakang Tante Gianti.
"Ya ampun, aku sampe lupa bilang. Makan malem udah selesai bu, aku samperin dulu Mas Fadli ya bu." Tante Gianti menjawab dengsn anggukan kepala.
"Tante, sepertinya Ara harus pulang. Ini Ara bawakan kue untuk om, teman Ara bilang kalau om sempat di rawat. Maaf juga waktu itu Ara belum sempet jenguk om, sampaikan maaf Ara untuk om ya tante. Salam juga untuk om, lain kesempatan Ara main lagi kesini." Ucapku sembari memberikan paperbag pada Tante Gianti. Namun Tante Gianti menolaknya, beliau mengisyaratkanku ikut ke dalam bersamanya.
(Autor Pov)
Ara mengikuti Gianti di belakangnya, menghampiri Ibra yang sedang bersantai di halaman belakang. Sedangkan di garasi, Aulia memberitau pada Fadli bahwa temannya bernama Arabelle sedang berkunjung. Kemudian mereka memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, selang beberapa menit dari Gianti dan Ara."Hallo om!"
"Eh hallo Ara, lama tak jumpa. Gimana kabarnya?"
"Baik om, om gimana? Ara denger om sempet di opname ya?"
"Beginilah Ra, setelah itu om harus menghabiskan waktu lebih lama di rumah. Gimana bunda kabarnya?"
"Alhamdulillah baik om."
"Bu, pak, makan malem nya udah siap." Sahut Aulia yang menghampiri mereka.
"Terimakasih Aulia, ayo Ara makan malam bareng kami ya." Ucap Ibra.
Ara mengiyakan ajakan Ibra, untuk pertama kalinya ia melihat Fadli setelah sekian lama. Ia sudah menggenakan baju rumahan, Aulia sibuk membukakan piring untuk Ibra, Fadli, dan Gianti.
"Ga usah, saya bisa sendiri." Ucap Ara saat Aulia akan membukakan piring untuknya. Fadli melihat kearah Ara yang masih sibuk mengelap pinggiran piring, sendok, dan garpu untuknya.
"Alat makannya kotor sayang?" Ucap Gianti memperhatikan Ara.
"Oh engga tante, bersih kok. Cuma kebiasaan, selama aku tinggal sama Bi Narsih. Beliau bilang alat makan walaupun bersih masih harus kita lap."
"Oh begitu, iya juga ya." Gianti mengikuti kegiatan Ara membersihkan alat makannya.
Makan malam berjalan layak seperti makan malam biasanya. Ara hanya memakan capcay dengan sedikit nasi. Fadli diam-diam memperhatikan Ara yang asik dengan apel yang sedang ia makan.
"Ga berubah ya." Batin Fadli sembari tersenyum lalu kembali sibuk dengan melon di mangkuknya.
"Om, tante, maaf ya. Ara jadi ngerepotin, ikut makan malem segala."
"Gapapa dong sayang, tante seneng malah. Udah lama jugakan, kamu ga kesini."
"Jadi Mba Ara ini temen mas waktu di WO nya Mba Fara?" Tanya Aulia tiba-tiba.
![](https://img.wattpad.com/cover/247911017-288-k416759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabelle [COMPLETED]
General FictionBagi Ara, Jovan adalah pemberi luka hati pertama untuk anak perempuannya. Ia meninggalkan keluarga nya demi seorang wanita yang menjadikan kekurangan Sarah Armeira menjadi kelebihannya. Jovan hanya melekat pada nama Ara, tetapi tidak di hatinya. Set...