43 || Memang Mimpi Buruk

346 18 0
                                    

Hallo temen-temen, aku mau ingetin lagi untuk vote terlebih dahulu sebelum membaca kelanjutkan cerita🤗😊 karena like dari kalian sangat berharga sekali..

Untuk kalian yang mau kritis dan saran bisa langsunh tulis di comment ya.

.
.
.

✨ SELAMAT MEMBACA ✨

Arabelle berlari sekuat tenaga nya, berlari entah kemana yang jelas ia ingin sekali menghilang dari permukaan. Keadaan Sadam tadi terus menghantui pikirannya, melihat Evelyn yang tersenyum penuh kemenangan.

Sedangkan Sadam, ia terburu-buru memakai pakaiannya walaupun Evelyn mengacaukan usahanya.

"Jika aku tidak bisa mendapatkanmu, begitupun dengan wanita lain. Mereka tidak akan bisa mendapatkanmu!!" tegas Evelyn berteriak saat Sadam akan meninggalkannya.

Sadam tak menghiraukan ucapan Evelyn, ia bertanya pada resepsionis soal keberadaan Arabelle dan mereka bilang bahwa Arabelle berlari sembari menangis keluar dari tower apartemen ini.

Sadam memacu mobilnya dengan kecepatan di bawah standard. Ia menghubungi Justin memintanya untuk menghubungi orang suruhannya dan mencari keberadaan Arabelle. Ia mengutuk dirinya sendiri atas kejadian yang ia lakukan akhir-akhir ini.

Malam panas bersama Evelyn sudah terjadi beberapa kali setelah kedatangam Evelyn kembali ke Los Angeles. Sesuai dengan perkiraan Amber bahwa pria ini akan takluk pada Evelyn. Sadam menghubungi Amber menanyakan apakah Arabelle menghubunginya atau tidak, pertanyaan serupa Sadam ajukan pada Marie. Namun tetap hasilnya nihil, tidak ada yang mengetahui keberadaan Arabelle saat ini.

"SIAL!!" maki Sadam sembari memukul kemudi dengan penuh emosi.

Kejadian ini seperti mimpi buruk yang menjadi nyata untuk Sadam. Yang ia takutkan ternyata memang terjadi.

BRUKK.
Arabelle tergeletak duduk di jalanan, tangisnya semakin menjadi setelah terserempet mobil. Bukan sakit fisik yang ia rasakan sekarang, namun sakit batin. Hatinya sudah hancur berkeping-keping, bahkan ia menyayangkan dirinya tak lenyap saja saat ini.

"Arabelle?" sahut seorang wanita yang menghampirinya. Wanita yang masih menggunakan jas dokter, yang tak lain adalah Anne.

"KENAPA GUE GA MATI AJA SI?" monolognya kemudian tertunduk pada jalanan.

Anne memutuskan untuk membawa Arabelle ke apartemennya. Bertepatan dengan itu, Sadam menghubungi nya dan Anne memberitahu bahwa Arabelle akan aman bersamanya serta meminta Sadam untuk tidak menemui Arabelle untuk beberapa saat.

"Mommy!!" tangis Ellgar.

Justin sudah kewalahan menangani Ellgar yang menangis tak henti. Mau tak mau Justin menelpon bos nya itu, lalu memberitahu keadaan Ellgar.

"I'm sorry Mr. Sadam," sahut Justin sebelum ia pamit meninggalkan apartemen Sadam.

"Mommy!!"

Sadam memeluk Ellgar dengan erat namun Ellgar memberontak. Ia menatap sebal pada Sadam.

"Papi jahat!" sentaknya kemudian memasuki kamarnya.

Sadam mendengar jelas bahwa Ellgar terus memanggil Arabelle sembari menangis. Hal tersebut semakin membuat Sadam menyesal dan terus memaki dirinya sendiri.

***

Keesokan harinya, Anne memutuskam untuk menunda segala pekerjannya. Ia berusaha mencari tahu apa yang terjadi diantara Arabelle dan Sadam.

Arabelle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang