Guys jangan lupa untuk vote dan komen apabila ada typo sama saran ya🤗🤗
.
.
.Merasa curiga Fadli mengikuti Aulia secara diam-diam, kekhawatirannya semakin terasa dan feeling seorang Fadli jarang bakan tidak pernah meleset.
"Aulia?!" Sentak Fadli saat melihat tali katrol pengangkat besi hampir putus tepat di atas Aulia.
BRUK!!
"Kamu gapapa Lia?" Tanya Fadli setelah menyingkirkan Aulia dari bahaya yang akan menimpanya.
"Gapapa mas." Ucap Aulia sembari masih shock atas apa yang baru saja menimpanya.
"ARAAA!!"
"MBA ARA?!!" Teriak orang-orang yang tak jauh dari tempat kejadian. Fadli melirik ke samping kiri, matanya terkejut saat melihat Ara yang sudah terkapar lemas dengan darah yang bercucuran dari kepala dan kaki nya tertindih besi yang jatuh dari ketinggian.
"SIAPIN MOBIL CEPETT!!" Teriak Sye sembari ia merelakan pahanya sebagai bantalan untuk kepala Ara yang sudah hampir dipenuhi oleh darah. Pekerja langsung menghentikan seluruh kegiatannya, beberapa dari mereka membantu membawa Ara ke mobil.
Aulia sangat shock melihat Ara, ia melirik Fadli di hadapannya. Lelaki yang ia curigai ragu untuk melanjutkan hubungan bersamanya baru saja menyelamatkan nyawa Aulia. Jelas Aulia terkejut, ini di luar ekspetasinya.
"Mas, Mba Ara?" Pekik Aulia membuyarkan lamunan Fadli.
"Nanti kita ke rumah sakit." Sahut Fadli diangguki oleh Aulia.
Sye menjalankan mobil dengan kecepatan sangat kencang. Patwal yang memang disewa IB Group untuk mengawal orang penting yang menghadiri acara bakti sosial ini, beralih jadi mengawal mobil Sye menuju rumah sakit terdekat.
"Ra gue mohon lu harus bertahan." Harap Sye, matanya terus berkaca-kaca melihat kondisi Ara yang mengkhawatirkan.
***
Sudah hampir 1 jam dokter mengambil tindakan untuk Ara. Sye menunggu sahabatnya itu dengan cemas, Sye sudah memberi kabar pada Armeira, Ares dan Diana melalui chat. Selang beberapa saat Armeira tiba bersama Ares, beliau langsung memeluk Sye dengan tangisan kekhawatiran takut putri satu-satunya tak terselamatkan.
Ares tampak sibuk menelpon seseorang, ia menyuruh orang itu untuk langsung menghadapnya. Tak lama dokter pun keluar dari ruangan, Armeira langsung menghampirinya diikuti oleh Sye dan Ares.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya??" Tanya Armeira sembari beraih kedua tangam dokter itu.
"Ibu orang tua nya?" Armeira mengangguk.
"Pasien mengalami pendarahan di kepala, namun untung nya segera dibawa ke rumah sakit sehingga pendarahannya belum masuk ke otak. Kepala bagian samping sebelah kiri di jahit 12 jahitan, muka sebelah kiri juga mengalami pembengkakan karena darah tidak keluar. Dan.."
"Dan apa dok?!" Teriak Armeira mengguncang lengan sang dokter.
"Pasien mengalami lumpuh." Mendengar itu Armeira menangis histeris, begitupun dengan Sye. Armeira merasa hari ini sangat buruk untuknya, Ares berjaga-jaga di belakang Armeira karena wanita paruh baya tersebut sudah hampir pingsan.
"Kalau begitu saya permisi, pasien masih dalam keadaan kritis. Saya harap keluarga diberikan kesabaran atas musibah ini, permisi."
"Bunda. Ara kuat, Sye yakin Ara bakalan sembuh." Tutur pasti Sye. Armeira mengangguk lemas, Ares membawa Armeira ke kursi tunggu samping pintu ruangan ICU Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabelle [COMPLETED]
General FictionBagi Ara, Jovan adalah pemberi luka hati pertama untuk anak perempuannya. Ia meninggalkan keluarga nya demi seorang wanita yang menjadikan kekurangan Sarah Armeira menjadi kelebihannya. Jovan hanya melekat pada nama Ara, tetapi tidak di hatinya. Set...