14 || Tak Sama

286 25 6
                                    

Guys, ada beberapa kalimat vulgar di cerita. Tolong bijak dalam mengartikan ya, cerita ini ga untuk di contoh ok. Ambil sisi positif dan buang sisi negatif nya. Oh ya, kalau ada typo bisa kasih tanda ya untuk memudahkan aku mengkoreksinya❤🌹

SELAMAT MEMBACA

Ara memasuki beberapa baju ke dalam koper. Ia harus segera pergi sore nanti, Ara dan tim nya akan menggelar pesta pernikahan kliennya di Jakarta. Sedangkan Armeira sedang menyiapkan makanan yang ingin Ara bawa.

Kejadian hari itu Ara ceritakan secara detail pada Armeira. Armeira mencoba menenangkan anak tunggalnya, ia berbicara bahwa tidak seharusnya menyimpan kepercayaan terlalu penuh pada manusia dan tidak boleh terlalu kecewa pada manusia.

"Bun, ayam rica-rica nya udah jadi?" Sahut Ara sembari menghampiri Armeira di dapur.

"Sebentar lagi. Bunda udah siapin 2 nasi ya, untuk kamu makan di rest area dan satunya kamu makan di hotel. Bakalan dingin sih nasi dan lauknya, tapi tak apalah kalau ingin hangat beli saja nasi sangat disana."

"Ok bun.."

"Ya Tuhan, lindungilah anakku. Jauhkan dia dengan orang-orang yang hanyak menambah luka hatinya, semangatku hanya melihat dia tersenyum bahagia. Dia satu-satunya yang ku miliki untuk menjadi pelengkap hidup di dunia ini." Batin Armeira, sembari sesekali melihat Ara yang duduk di meja makan sembari memainkan ponselnya.

Bagi Armeira, setelah kejadian itu ia lebih sering melihat Ara yang terdiam. Ara memang tipe anak yang pendiam, tetapi kali ini diamnya membuat luka di hati Armeira.

***

"Aku berangkat ya bun, bunda hati-hati di rumah. Kalo ada apa-apa inget langsung kabarin aku, gimanapun caranya aku bakalan balik." Sahut Ara sebelum memasuki mobilnya.

"Iya sayang. Kamu hati-hati ya, kalo ngantuk jangan maksain. Kamu harus ke pinggir dulu, jangan sampe lupa makan."

"Ok bunda. Aku pamit ya, see u bun."

"See u sayang."

Armeira segera memasuki rumahnya untuk membawa tas dan kunci mobilnya. Semalam ia membuat janji dengan seseorang, mereka akan bertemu di salah satu restoran pinggiran Bandung. Membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam untuk Armeira sampai disana, setelah sampai ia langsung menghampiri pria yang terlihat sudah lama menunggunya.

"Ara sudah pergi?"

"Sudah."

"Aku memang sudah mengetahui bahwa Ara dan Bela berteman. Saat itu aku tak bisa melarang Bela untuk menjauhi Ara, karena ia senang bahwa keinginannya akan terkabul." Jelas Jovan memulai menceritakan sebelum Armeira meminta.

"Keinginan?"

"Ya. Bela ingin masuk ke sekolah fashion designer karena ingin membuat gaun pernikahan untuk kakak nya, yaitu Ara." Sambungnya lagi.

Armeira berdecak menyepelekan. "Egois sekali anda! Disaat saya mati-matian menyembuhkan hati anak saya, anda justru ingin membahagiakan anak anda di atas luka?"

"Bukan begitu.

Aku hanya ingin, Ara dan Bela menjadi saudara walaupun mereka berasal dari ibu yang berbeda. Mereka berdua tetap anakku, sampai kapanpun tetap anakku."

"Anda tahu? Karena acara itu, saya semakin tidak mengenali anak saya yang dulu sangat ceria. Anak saya menjadi pendiam dan semakin diam sekarang. Menyipan segalanya sendiri, dan dibalik itu semua ia berusaha tetap membuat saya tersenyum. Apa yang anda ingin renggut dari kami?!" Armeira sudah tak kuasa menahan tangisnya.

Arabelle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang