42 || Seperti Mimpi Buruk

272 11 1
                                    

Hallo temen-temen, aku mau ingetin lagi untuk vote terlebih dahulu sebelum membaca kelanjutkan cerita🤗😊 karena like dari kalian sangat berharga sekali..

Untuk kalian yang mau kritis dan saran bisa langsunh tulis di comment ya.

.
.
.

✨ SELAMAT MEMBACA ✨

Pandangan Arabelle dan Ellgar terpusat pada seorang pria dengan tampilan acak-acakan dekat lift. Arabelle beralih menatap Ellgar, ia mengisyaratkan agar Ellgar segera mengambil tas dan ikut bersamanya.

"Papi akan menjemputmu nanti," ucap Sadam hangat kemudian mencium kening Ellgar.

"Kau akan mengantar nya?" tanya Sadam diangguki oleh Arabelle lalu ia mencium kening Arabelle.

30 menit berlalu, Arabelle sudah kembali ke apartemen. Ia melihat Sadam yang tertidur pulas di sofa, ia berjalan mendekati kekasihnya itu lalu membangunkannya pelan.

"Kau lapar?" tanyanya diangguki oleh Sadam.

Arabelle bergegas menuju dapur, memasak makanan untuk Sadam dengan terburu-buru sampai ia hampir memotong jarinya sendiri. Sadam memeluk Arabelle dengan erat, ia bergumam meminta maaf karena semalam ia tidak memberi kabar sedikitpun jika harus menunda jam pulang nya.

Makanan sudah di hidangkan dan dinikmati oleh Sadam. Arabelle meraih ponselnya, ia segera mengangkat panggilan dari Armeira.

"Nak, apa kau baik-baik saja sayang?" ucap Armeira bergetar seperti menahan tangisnya.

Arabelle menundukkan kepalanya, tak lama air mata keluar begitu saja isak tangis mulai terdengar di telinga Sadam.

"Bunda mau bicara sama Sadam, ada Sadam di dekatmu?" ucap Armeira lagi.

Sadam mendekap Arabelle erat, ia mengambil alih ponsel Arabelle kemudian sedikit memberi jarak antara nya dan Arabelle.

"Hallo bun?"

"Nak Sadam. Apa semua nya baik-baik saja?"

"Baik bun, hanya saja Sadam tidak mengerti mengapa Arabelle tiba-tiba menangis."

"Kau bisa menjauh dari Ara?"

Sadam melirik Arabelle yang masih menunduk sembari menangis, tangannya menepuk pundak Arabelle lalu bergegas beralih untuk duduk di meja kerjanya.

"Jika memang Arabelle membuatmu susah, bunda akan menyuruh Ares untuk menjemputnya."

"Tidak bun. Sama sekali tidak," bantah Sadam dengan cepat.

"Bunda terbangun karena mimpi cukup buruk. Dalam mimpi bunda, Arabelle mendapatkan pengkhianatan lagi. Bunda takut jika itu terjadi ia sulit mengontrol dirinya kembali, Arabelle adalah jiwa bunda."

Isak tangis Armeira mulai terdengar, Sadam menatap Arabelle ia merasa banyak sekali kesalahan yang terjadi akhir-akhirnya.

"Bunda tidak meminta kamu untuk berjanji dapat menjaga Arabelle sepenuh tenagamu. Bunda hanya ingin jangan sakiti dia ya nak."

"Bun, Sadam akan berusaha untuk itu."

"Maaf sudah menganggumu ya nak, maaf dengan adanya Arabelle di sana kau jadi sangat repot. Bunda tutup telpon nya ya sayang, sampaikan salam bunda untuk Ara."

***

Sesuai janjinya, Sadam menjemput Ellgar namun tanpa Arabelle. Selepas menangis tadi Arabelle deman, ia menunggu di apartemen seorang diri. Sebelum kembali, Sadam memutuskan untuk membeli beberapa bahan makanan untuk ia olah nanti.

Arabelle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang