Hi readers..
Aku ga akan bosen untuk ingetin kalian vote ceritaku sebelum lanjut membaca. Karena vote kalian sangat berharga untuk author pemula sepertiku🤗🔞🔞🔞
.
.
.Arabelle memasukkan sebagian pakaiannya ke dalam koper. Hari ini dengan terpaksa ia harus berjauhan dengan Armeira, Arabelle akan berpindah ke rumah yang sudah Fadli siapkan untuk mereka dan keluarga kecilnya nanti. Namun untuk saat ini hingga awal bulan nanti, mereka akan tinggal di apartemen. Fadli masih menunggu furniture-furniture yang ia beli dari luar negeri datang dan di pasang di rumah nya.
"Emang ga bisa ya Dli, kita tinggal di sini aja? Bunda sendiri di rumah," rengek Arabelle, menatap Fadli dengan puppy eyes.
"Ga bisa sayang. Kita harus mandiri setelah menikah. Bunda juga pasti ngerti kok, kita kan bisa kasih bunda cucu untuk jagain bunda nantinya."
"Dlii.."
"Kenapa sayang?"
"Mulutnya emang ga bisa di filter ya!" kesal Arabelle lalu beralih ke ruang wardrobe miliknya.
"Lho, emangnya kenapa?" kekeh Fadli.
Setelah menghabiskan setengah hari untuk memilah pakaian, Fadli membawa 2 koper berukuran sedang menuju ruang keluarga. Di sana ada Ares dan keluarga kecilnya, Armeira sibuk menyuapi Gwen yang asik melihat serial kartun favorit nya di televisi.
"Mau kemana lu?" tanya Ares berpura-pura tidak tahu.
"Apa peduli lu hm?" tanya balik Arabelle dengan sinis.
"Bun, Ara durhaka bun. Bukanya bunda dijaga, ini malah mau ninggalin bunda."
"Tuhkann.." rengek Arabelle lalu membelakangi keluarga nya.
"Ares!" sentak Armeira sembari menjewer pelan telinganya.
"Aduh, aduh. Ampun bun, Ares bercanda.."
"Ra gue minta maaf," teriak Ares sembari meringis.
Armeira mendekati putri satu-satunya, Arabelle menangis di pelukan sang bunda.
"Gapapa sayang. Sekarang kamu sudah menjadi istri, seorang istri harus mengabdi pada suami ya," bisik Armeira diangguki Arabelle.
Arabelle dan Fadli berpamitan pada Armeira. Fadli menjalankan mobilnya menuju apartemen miliknya, berjarak tidak jauh dari kantornya.
Fadli terus menggenggam lengan kanan Arabelle, sedangkan sang istri memilih untuk terpejam. Fadli mendengus kesal akibat jalanan macet, ia baru menyadari bahwa hari ini adalah weekend.
"Ra?" panggil Fadli sembari mengelus lembut pipi sang istri. Arabelle membuka matanya, melirik Fadli dengan mata sayu.
"Laper ga?" tanya nya sembari mengelus lembut rambut Arabelle.
Arabelle mengangguk, memejamkan matanya kembali sembari merasakan lengan Fadli yang telaten mengelus rambutnya lembut.
"Sushi langganan kita zaman kerja gimana?" tanya nya lagi, hanya dijawab dengan deheman sang istri.
"Lemes amat mba," cibir Fadli lalu mengalihkan tangannya menjadi mencubit gemas pipi Arabelle.
"Dli aku capek banget, aku kurang tidur," erang Arabelle sedikit emosi. Ia menormalkan penglihatannya, melihat Fadli yang memfokuskan pandangannya ke depan.
"Kesel deh aku. Kamu hobinya ganggu aku mulu," lanjutnya lalu beralih pada ponselnya yang bergetar.
Arabelle sibuk membalas chat Gianti. Ibu mertua nya itu memberitahu bahwa ia akan mengirim bahan makanan ke apartemen anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabelle [COMPLETED]
General FictionBagi Ara, Jovan adalah pemberi luka hati pertama untuk anak perempuannya. Ia meninggalkan keluarga nya demi seorang wanita yang menjadikan kekurangan Sarah Armeira menjadi kelebihannya. Jovan hanya melekat pada nama Ara, tetapi tidak di hatinya. Set...