Bulan yang ditunggu-tunggu oleh Arabelle tiba, hari ini ia akan bertemu dengan sang buah hati dalam hitungan jam. Fadli terus melihatkan wajah gelisahnya setiap Arabelle mendesah kesakitan. Sore tadi, Arabelle di larikan ke rumah sakit bersalin karena sudah berkontraksi. Saat di periksa oleh dokter, Arabelle masih ada di pembukaan 3 sehingga memutuhkan beberapa menit bahkan jam untuk sampai di pembukaan sempurna.
Fadli di temani oleh Gianti dan Armeira, karena untuk saat ini rumah sakit memberlakukan pembatasan untuk orang yang berjaga.
Arabelle terus mendesah kesakitan, keringat membasahi tubuhnya, namun ia tetap memaksakan untuk berjalan agar persalinannya berjalan dengan lancar nanti. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, belum ada pertanda bahwa sang anak akan lahir ke dunia.
"Mass..." ucap Arabelle dengan suara parau nya.
"Dalem sayangku, mau mas gendong?" ucap Fadli lalu mengikuti Arabelle yang sedikit berjongkok.
"Aku laper, pengen soto."
"Mas beliin ya sayang, tunggu sebentar," ucapnya lalu mencium kening sang istri.
"Bu, bunda, titip Arabelle ya. Fadli mau beli soto dulu buat Ara."
"Iya mas, hati-hati ya," ucap Gianti.
"Hati-hati, Dli," ucap Armeira.
Tak membutuhkan waktu lama, Fadli kembali ke dalam ruangan dengan semangkuk soto dan sepiring nasi. Dengan telaten Fadli membantu Arabelle untuk makan, namun kegiatannya harus terhenti saat Arabelle merasakan bahwa sang buah hati sudah tak sabar untuk lahir ke dunia.
Arabelle dilarikan ke ruang bersalin, Fadli diizinkan untuk menemani Arabelle. Fadli terus meminta maaf pada Arabelle karena ulah dan nafsunya, sang istri harus kesakitan untuk melahirkan sang buah hati.
Oek.. Oek.. Oek..
Setelah kurang lebih 10 menit bertaruh nyawa, sang buah hati lahir ke dunia. Fadli maupun Arabelle menangis mendengar tangisan sang anak, Fadli mencium kening Arabelle sembari terus berterimakasih.
Bayi dibersihkan kemudian Fadli diminta untuk mengumandangkan adzan untuk sang anak. Lalu bayi di taruh di atas dada Arabelle, lagi-lagi Arabelle tak kuas menahan tangisnya.
"Ibu, bapak, apakah sudah ada nama untuk bayi ganteng nya?" tanya suster yang memegang papan krani.
"Ada sus. Namanya Nalendraputra Winata," jawab Fadli.
Suster mencatat namanya lalu beberapa suster masuk ke dalam ruangan untuk memindahkan Arabelle keruang perawatan dan membawa Nalen ke ruangan bayi.
"Penulis nya seperti ini ya pak?"
"Betul sus."
"Baik. Hallo Nalendraputra Winata."
"Hallo suster," ucap Arabelle dengan suara seperti anak kecil.
Arabelle menatap sang putra dengan mata berkaca-kaca begitupun Fadli. Kedua orang tua mereka memasuki ruangan setelah suster mengizinkan untuk menjenguk.
"Ganteng sekali cucu nenek," sahut Armeira.
Setelah menyusui, Arabelle harus berpisah dengan sang putra untuk sementara. Fadli bergegas pergi untuk mengurus berkas kelahiran sang putra sembari ia membawa beberapa barang yang masih tertinggal di rumah.
***
Kegiatan Arabelle pagi hari sudah berbeda, sejak kelahiran Nalendra ia harus menjemur Nalendra terlebih dahulu kemudian setelah Nalendra tertidur kembali ia baru membereskan pekerjaan rumah. Arabelle dibantu oleh Mbok Tumi untuk pekerjaan rumah sehingga Arabelle masih bisa fokus mengurus Nalen dengan baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/247911017-288-k416759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabelle [COMPLETED]
General FictionBagi Ara, Jovan adalah pemberi luka hati pertama untuk anak perempuannya. Ia meninggalkan keluarga nya demi seorang wanita yang menjadikan kekurangan Sarah Armeira menjadi kelebihannya. Jovan hanya melekat pada nama Ara, tetapi tidak di hatinya. Set...