Hallo teman-teman..
Aku mau ngingetin kalian untuk vote terlebih dahulu cerita Arabelle. Karena vote dari kalian sangat berarti untuk penulis kecil seperti aku🤗.
.
.Setelah pernikahan mereka menginjak 5 bulan, banyak sekali perubahan yang terjadi pada Arabelle maupun Fadli. Keduanya sudah pindah ke rumah mereka, meninggalkan apartemen yang banyak sekali menyimpan kenangan saat menjadi pengantin baru di sana.
"Sayanggggg.." sahut Fadli yang tak melihat keberadaan istrinya itu di rumah kediaman mereka.
Fadli menelusuri setiap ruangan di rumah megahnya, matanya tertuju pada taman belakang. Di sana sang istri sedang berkumpul dengan kedua sahabatnya.
"Mas udah pulang?" ucap Arabelle lalu berlari menghampiri Fadli yang beridi di ambang pintu.
"Mas ga tuh," cibir Sye dan Diana bersamaan.
Arabelle mendelik kedua sahabatnya itu. Setelah menyambut Fadli, ia kembali duduk bersama teman-temannya.
"Liat Diarez gue jadi inget Ellgar," ucap Arabelle dengan nada mellow, tak lama ia meneteska air matanya.
Diarez menghampiri Arabelle kebingungan, ia bertanya pada Diana namun Diana memintanya untuk kembali bermain. Diana berpamitan untuk ke toilet pada kedua sahabatnya, namun langkahnya terhenti saat matanya melihat Fadli duduk seorang diri di meja makan.
"Dli?" bisik Diana sembari matanya melihat Arabelle dan Sye yang asik berbincang.
"Gue rasa Ara hamil deh."
"Serius lu? Dia udah ngecek?"
"Kagak. Cuma gue bisa nebak dari gerak geriknya. Gue kan udah pernah hamil, tau orang hamil gimana."
"Terus gue harus ngapain?"
"Ya lu suruh Ara ngecek lah. Gue yakin 100% dia hamil."
"Iya dah, ntar gue suruh dia ngecek."
Diana mengangguk lalu berjalan memasuki toilet.
***
Fadli memasuki rumahnya tanpa mengetuk pintu, ia melihat Arabelle yang bersantai menonton tv di ruang keluarga sembari memakan makanan yang ia pesan melalui online.
Fadli menggelengkan kepalanya bagaimana tidak, sang istri banyak sekali memesan makanan dan itu semua hampir habis di meja hanya tersisa 2 box dari 5 box yang ada.
"Aku bingung harus pilih apa, jadi aku pesen semua hehe. Kamu ga marah kan aku makan banyak?" ujar Ara. Fadli menggeleng lalu mendekatkan dirinya pada Ara yang sedang duduk santai.
"Terus ini ga kamu abisin?"
Arabelle menggeleng, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Fadli. "Aku kangen kamu banget!! Serasa ga mau jauh deh dari kamu."
"Tapi aku harus pergi jam 2 nanti, ada meeting sama klien baru. Kamu mau ikut?"
Lagi-lagi Arabelle menggelengkan kepalanya, memeluk erat Fadli.
"Kamu fokus kerja aja."
"Hmm ok. Kalau gitu aku mandi dulu ya sayang."
"Ok."
Tepat pukul 2 siang, Arabelle mengantarkan Fadli ke halaman rumah. Arabelle tidak melepaskan pelukannya pada Fadli, berat baginya untuk berjauhan namun apa boleh buat Fadli harus fokus dengan kesibukannya.
"Aku liat di kamar mandi ada kotak kecil, itu punya kamu?" alih Fadli agar Arabelle melepaskan pelukkannya.
"Kotak? Kotak apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabelle [COMPLETED]
Ficción GeneralBagi Ara, Jovan adalah pemberi luka hati pertama untuk anak perempuannya. Ia meninggalkan keluarga nya demi seorang wanita yang menjadikan kekurangan Sarah Armeira menjadi kelebihannya. Jovan hanya melekat pada nama Ara, tetapi tidak di hatinya. Set...