22 || Bertemu

264 31 0
                                    

WARNING!!
Mengandung sedikit kata-kata kasar. Bijaklah dalam menyimpulkan bacaan ya guys, ambil positif dan buang negatifnya.

Note: guys tolong tandain kalo ada kesalahan penulisan dan mengejaan ya❤ dan jangan lupa vote dan comment ya, supaya aku terus semangat untuk up

✨ SELAMAT MEMBACA✨


Ara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hari ini ia ingin menghabiskan waktunya di luar, sekedar mengitari jalanan Bandung dengan playlist lamanya. Siang nanti, ia berencana untuk bertemu dengan Sye dan Diana. Itupun kalau Sye sudah selesai meeting dengan klien nya.

Bandung sangat cerah pagi ini, suasananya hangat. Pantas saja banyak sekali orang yang ingin menghabiskan waktu nya di kota ini. Tiba-tiba Ara teringat dengan Sum, ia lupa mengatakan bahwa dirinya adalah teman Fadli. Mengingat kejadian semalam juga, ia sedikit lega karena Armeira mengetahui isi hati Ara untuk Fadli.

Ara memutuskan untuk mengunjungi lagi rumah Sum. Sampai di sana, ia melihat Sum yang sedang menutup pagar rumahnya.

"Ibu.." ucap Ara turun dari mobilnya. Sedangkan Sum melihat wajah Ara untuk memastikan bahwanya mengenali gadis yang menyapanya.

"Arabelle bu, kemarin saya antar ibu pulang."

"Astagfurullah, ibu lupa. Maaf ya nak."

"Tak apa ibu, ibu mau kemana?"

"Ibu mau jenguk anak ibu, setiap pagi memang ibu rutin menjenguknya."

"Mau saya antar bu?"

"Tidak perlu nak, ibu takut merepotkan."

"Tak apa ibu, mari saya antar." Ujar Ara lalu menuntun Sum untuk masuk ke dalam mobilnya.

Sinta di makamkan di pemakaman umum tak jauh dari kediamannya. Ara terus menggandeng Sum saat sampai di pemakaman, mereka menghampiri gunukan tanah dengan batunisan bertuliskan nama Sinta Nursekarwati. Sum memimpin doa, lalu membacakan yasin untuk anaknya diikuti oleh Ara. Sum terus mengusap nisan anaknya itu, kehilangan anak memang luar biasa menyakitkan. Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melupakan dan mengikhlaskan orang yang kita sayang untuk berbahagia dengan pilihannya.

"Sinta ini anak baik. Tapi kenapa masih ada orang yang jahat sama Sinta. Ibu kangen kamu nak!" Ucap Sum lalu tak lama dari itu tangisnya meluap.

"Assalam'mualaikum bu." Salam seorang pria, suaranya tak asing bagi Ara, mata nya melihat ke arah sumber suara. Terlihat Fadli di sana, tangan sebelah kanannya terlihat lingkaran tangan perempuan yang tak lain adalah Aulia. Sum tersenyum ke arah Fadli dan Aulia, kemudian mereka berjongkong di makam Sinta.

"Bu, perkenalkan ini Aulia. Aulia kenalin ini Ibu Sum, ibunya Sinta."

"Sum."

"Aulia, bu."

Keadaan berubah menjadi canggung, di hadapannya kini ada sosok Fadli dengan Aulia. Aulia masih terlihat bingung dengan keberadaan Ara di setiap tempat yang ia kunjungi.

"Mba Ara ko ada di mana-di mana, sebenarnya sedekat apa dulu dia dengan Mas Fadli?" Batin Aulia sembari matanya menatap Ara yang sibuk menenangkan Sum.

"Bu, maaf akhir-akhir ini Fadli jarang berkunjung. Tanggung jawab Fadli di dalam kerjaan luar nalar yang Fadli bayangkan. Oh iya bu, Fadli kesini mau kenalin ke ibu sama Sinta. Di samping Fadli ada Aulia, insyaallah Aulia adalah calon istiku." Ucap Fadli membuat Aulia tersenyum namun tidak dengan Ara. Gadis itu tak banyak berbicara setelah kedatangan Fadli dan Aulia.

Ara mematung dengan posisinya sebelum ia memutuskan untuk meninggalkan pemakaman. Sum meminta Ara untuk berkunjung ke rumahnya besok, Ara langsung menyetujuinya. Ara berpamitan pada Sum, Fadli dan juga Aulia. Sum masih tidak mengetahui bahwa Fadli dan Ara berteman.

Arabelle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang