27 || Mari Kita Mulai

250 24 2
                                    

Hallo semuanya, karena sudah memasuki hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin semuanya, aku bakalan kasih thr kalian dengan double update untuk cerita Arabelle.

Jangan lupa vote dan komen ya🤗

✨HAPPY READING✨

Fadli membukakan pintu mobil untuk Aulia, mereka berpamitan saat kondisi sudah mulai chaos karena Ares terus menerut berbicara soal busuk hati secara diam-diam namun sengaja. Aulia tampak murung, kali ini ia membawa omongan Ares pada hatinya.

Fadli mencoba mengembalikan mood Aulia, ia membawa Aulia untuk mencari barang di salah satu mall.

"Ben?" Sahut Fadli menahan lengan lelaki yang baru saja melintas di hadapannya.

"Oh hi. Fadli, Aulia." Ucap Ben tentunya membuat Aulia terkejut bukan main.

"Kalian saling kenal?" Beo Fadli. Wajar saja ia bertanya seperti itu bukan?

"Tentu! Aulia ini yang selalu ada di saat gue terpuruk, begitukan Aulia?" Ucap Ben seolah sengaja mengatakannya.

Aulia diam, otaknya terus berpikir alibi agar Fadli tak marah dan terus menerus curiga.

"Bener?" Tanya Fadli dengan tatapan bertanya-tanya.

"Iya mas, Ben ini rekan kerja ayah." Simpul Aulia.

"Rekan kerja?" Tanya Ben memastikan.

"Ah iya rekan kerja." Lanjutnya.

"Kalau gitu gue sama Aulia duluan." Tutur Fadli disetujui oleh Ben.

Fadli mengurungkan niatnya untuk membeli barang yang ia butuhkan, selama dalam perjalanan ia hanya fokus dengan kemudi sedangkan Aulia sesekali mencuri pandang pada Fadli karena bingung dengan perubahan Fadli.

"Mas ga akan tanya lebih soal Ben?" Putus Aulia membuka pembicaraan diantara mereka.

"Itu urusan mu, mas tidak akan mengusik sedikitpun. Toh kalau kamu mau bercerita silahkan, tidak juga tak masalah." Jawab Fadli membuat Aulia sedikit tertampar.

Aulia diam pandangannya ia alihkan ke sebelah kiri, suasana dalam mobil kembali sepi. Tak terasa, mobil Fadli sudah tiba di perkarangan rumah Aulia.

"Aku dan Ben, kami berpacaran sebelum kepergian misterius nya." Aku Aulia. Fadli diam tak bergeming, ia pun malas jika harus menanggapi soal Ben.

"Kalau gitu aku turun dulu mas, terimakasih."

***

Ares melihat Ara yang terlelap bersamaan dengan Gwen. Ares meminta Wenda untuk mengikutinya, Ares menduduki dirinya di teras belakang rumah begitupun dengan Wenda.

"Ada apa Res?" Tanya Wenda tak ingin basa basi.

"Aku minta kalau ada Fadli datang dengan perempuan itu, kamu usir."

"Lho, memang nya kenapa? Fadli kan temannya Ara?"

"Perempuan itu balik dari semua ini."

Wenda terdiam mendengar ucapan Fadli. Ia tak menyangka akan hal yang baru saja ia dengar.

"Akan aku usahakan." Ucap Wenda lalu bangkit dari posisinya namun tertahan oleh Ares yang menggenggam pergelangan tangannya.

"Duduk." Titah Ares.

Wenda kembali duduk di samping Ares namun agak berjarak dari posisi sebelumnya.

"Mari kita mulai dari awal lagi." Kata Ares dengan suara penuh harap.

Arabelle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang