33 || Hello Mellow

233 16 3
                                    

‼️UPDATE SPECIAL 1K VIEW‼️

Hallo teman-teman, terimakasih telah membaca ceritaku yang masih jauh dari kata ideal mengenai alurnya.
Karena viewers mencapai 1K, part ini special ditulis sampai 2000+ kata. Jangan lupa untuk vote dan dukung ceritaku ya🤗🤗

✨SELAMAT MEMBACA✨

Cinta berubah tak lagi indah
Rindu menjelma terasa resah
Saat kita harus berpisah

Blink - Hello Mellow

.
.
.

"Sudah lebih dari 1 minggu, apa jawaban mu?" tagih Ares. Wenda mematung, ia sampai melupakan hal tersebut karena kesibukannya mengurus Gwen dan juga Ara.

"Apapun jawabannya akan aku terima." Lanjutnya.

Wenda menatap Ares, ia tak bisa membohongi hati nya. Hatinya ingin sekali menjawab bahwa dirinya sudah siap, namun mulutnya sukar untuk mengatakan itu. Mungkin alasannya adalah Arabelle. Bagaimanapun masih terlihat di mata Ares bahwa lelaki itu masih memiliki perasaan untuk Arabelle. Walaupun rasa itu tak terlihat lagi di mata Arabelle.

"Ada yang kamu takutkan?" tanya Ares memastikan bahwa apa yang ada di pikirannya benar.

Wenda mengangguk, "biarkan aku yang mengurusnya. Bisakah beri waktu sedikit lagi untuk aku menjawabnya?"

"Sure, why not? Aku bisa menunggu," kawab final Ares, ia beranjak dari duduknya menuju taman dekat dapur untuk menghisap rokoknya.

Wenda membawa segelas air putih untuk ia simpan di kamar Arabelle. Biasanya Arabelle akan minum di malam hari saat tidurnya terganggu oleh batuk karena tenggorokannya kering. Wenda kembali memasuki kamar Arabelle, matanya sempat curi-curi pandang pada Ares. Pria itu memijat pelipis sembari sesekali menghisap rokoknya.

"Lho, kok bangun Ra?" tanya Wenda yang terkejut melihat Ara sedang bersandai pada sandaran kasur sembari memainkan ponselnya.

"Sadam telpon aku Wen, jadinya kebangun. Kamu habis dari mana?"

"Bawa minum buat kamu," jawab Wenda, ia menaruh gelas itu di nakas dekat Ara.

"Wen, ga nyangka deh lu sama gue bisa berhubungan baik gini. Padahal bisa dibilang pertemuan kita itu sedikit tidak baik," ucap Ara tiba-tiba, ia menyimpan ponselnya ke nakas.

Wenda menyilangkan kakinya menghadap Ara. Posisinya sekarang ia sudah duduk di kasur dengan Gwen yang tertidur pulas di tengah-tengah antaranya dengan Ara.

"Ra gue minta maaf untuk hal itu," sesal Wenda, terlihat sekali penyesalan di wajahnya.

"It's ok, gue udah memaafkan lu dan Ares sejak lama. Cuma gue bersyukur banget kejadian itu terjadi sebelum gue tunangan bahkan nikah sama Ares," jelas Ara kemudian ia diam, matanya menatap foto dirinya yang tersenyum di figura dekat tv nya.

"Saat itu mungkin gue juga salah, gue yang terlalu sibuk sama urusan gue sampe-sampe gue ga bisa kenalin Ares lagi. Kejadian kalian ga sepenuhnya salah lu dan Ares, lagi pula kalaupun saat itu lu ga hamil dan gue tau kalian sudah berhubungan, gue bakalan tetep suruh kalian menikah," lanjutnya. Mata Wenda sudah berkaca-kaca melihat Arabelle, sedangkan Arabelle terlihat biasa saja. Hatinya memang sedih namum matanya sudah tak sanggup mengeluarkan air mata untuk menangisi masa lalu nya bersama Ares.

"Ra?"

"Cuma satu yang gue sesali Wen.. Ares tetap memberi luka di kehidupan gue sama kayak ayah. Mungkin itu yang ga bisa gue lupain sampe kapanpun," ucap Ara, kini matanya mulai mengeluarkan air mata.

Arabelle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang