"Haah."
Hyeon Mi mengusap wajahnya lelah. Ia menatap layar laptop di hadapannya, sebuah panel dialog dengan lambang silang merah tanda laman tidak dapat diakses muncul di laman itu.
"Bagaimana bisa seperti ini?" Hyeon Mi mengeluh jengkel.
Pasalnya, sudah berkali-kali ia mencoba mengakses situs webnovel tersebut namun tidak kunjung berhasil.
Hyeon Mi yang sudah lelah setelah berusaha berkali-kali akhirnya menyingkirkan laptopnya dan mengempaskan dirinya ke atas kasur.
Beberapa detik terdiam di atas kasur, ia menggerutu, lantas menyambar tabletnya dan mulai menggambar sesuatu di sana. Perasaan buruknya selalu membaik setiap kali ia menggambar.
Beberapa menit berkutat dengan layar tablet dan pen, sketsa hitam putih pun berubah menjadi sebuah gambar berwarna yang menunjukkan seorang pria berwajah tampan, rambut hitam membingkai wajahnya, bertubuh tinggi, dan bermata biru tua.
Pria itu berpakaian khas kesatria bangsa Eropa di abad pertengahan. Dengan sebilah pedang yang berada di sabuknya, tersembunyi di balik jubah besar berwarna biru tua.
Hyeon Mi melihat hasil gambarnya kemudian menghela napas, biasanya ia selalu merasa puas setelah menggambar. Namun, karena semua hal tidak berjalan lancar, ia merasa sedikit kecewa. "Helios, maaf. Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan cerita kalian." gumamnya, menatap layar tabletnya.
Beberapa saat hening sejenak, Hyeon Mi melempar tabletnya ke atas tempat tidurnya.
Tiba-tiba suara dering ponselnya menginterupsi. "Ya. Halo?" sahutnya malas.
"Hyeon Mi! Kau sedang apa? Tidak sedang bertugas?"
"Aku libur dan aku tidak melakukan apa-apa."
"Mau keluar denganku? Atau, kau akan menghabiskan malam minggu lagi dengan tokoh-tokoh ceritamu itu?"
"Jangan bicarakan mereka. Aku dalam masalah."
"Good! Kalau begitu, saatnya kau keluar dan menceritakannya padaku. Aku akan menjemputmu setengah jam lagi!"
Sambungan telefon dimatikan.
Hyeon Mi tidak memiliki pilihan lain selain bersiap-siap sebelum Hae Na datang. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Cermin setinggi tubuh Hyeon Mi memantulkan diri Hyeon Mi di sana. Ia mengenakan celana jeans dan kaus lengan panjangnya kemudian membalut kakinya dengan sneakers berwarna putih.
Tiba-tiba suara password rumah ditekan terdengar dari luar. Hyeon Mi sibuk merapihkan rambutnya tanpa menoleh.
"Hyeon Mi!!" Hae Na menghambur antusias ke dalam apartemen minimalis Hyeon Mi dan melompat duduk ke atas sebuah sofa.
"Hmm." Dengan malas Hyeon Mi menanggapi panggilan Hae Na, masih sibuk menata rambutnya.
"Jadi, apa masalahmu?"
Hyeon Mi menunjuk layar laptopnya yang menyala dengan dagunya. "Lihat itu. Aku tidak bisa mengakses akun webnovelku lagi."
"Kau serius?!" Spontan Hae Na melonjak dari duduknya dan melihat keadaan laman yang masih tampak sama seperti sebelumnya. "Apa yang sudah kau lakukan?"
Hyeon Mi mendengus. "Aku hanya ingin mengganti password akunku. Karena akhir-akhir ini, aku merasa batas novel bacaanku selalu berubah, seperti ada yang mengaksesnya tanpa kuketahui. Setelah passwordnya kuganti, aku tidak bisa mengaksesnya lagi."
Hae Na berpikir sejenak. "Aku tidak mengerti." Hae Na menyengir.
Hyeon Mi menghela napas. "Lupakan. Aku hanya perlu membuat akun baru. Lagipula cerita itu tidak ada yang membaca."
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Historical FictionDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...