"Kau akan masuk ke hutan, Keiron?"
Keiron menghentikan langkahnya dan menoleh, mendapati ayahnya berada di depan tenda keluarga kerajaan.
Satu jam yang lalu, ia telah membagikan peta rute perburuan. Menandakan perburuan telah berjalan selama satu jam.
Keiron menatap pedang di balik jubahnya. "Ya. Saya hanya akan mengawasi."
"Ada apa? Apa kau mengkhawatirkan sesuatu? Tidak biasanya kau turun langsung ke lapangan." Raja Keith berjalan menghampiri anaknya.
Keiron menggeleng. "Bagaimanapun, di perburuan tahun ini, Duchess Verizon menjadi peserta wanita pertama. Saya ingin semua hal berjalan lancar."
Raja Keith mengangguk mengerti. "Oh ya. Aku tidak juga melihat Keiriel sampai hari ini. Sampaikan padanya untuk pulang dan merayakan hari pembentukan kerajaan. Bagaimana bisa dia belajar ke negeri seberang sekarang?"
Keiron terdiam. "Saya akan menyampaikannya."
"Baiklah. Aku tidak akan menahanmu. Berhati-hatilah, Keiron."
"Terima kasih. Saya pergi dulu, Yang Mulia."
Suara derap kaki kuda melewati pintu masuk hutan. Kuda yang dinaiki Keiron melesat memasuki hutan.
Beberapa puluh meter Keiron memasuki hutan, ia melihat petugas perburuan yang tengah mengumpulkan hewan-hewan kecil di daerah berpita hijau.
Melihat Keiron mendekat, serentak petugas itu berdiri tegak memberi hormat.
"Bagaimana dengan perburuan sejauh ini?"
"Semua berjalan lancar, Yang Mulia."
Keiron mengangguk. Ia mengamati tanda di kepala setiap hewan. Tidak melihat adanya tanda dari lambang Duchess Verizon. "Apakah kalian melihat Duchess Verizon?"
"Ah, kami tidak melihat beliau di daerah berpita hijau, Yang Mulia."
"Baiklah. Teruskan pekerjaan kalian." Keiron menarik tali kekang kudanya, melangkah memasuki hutan semakin dalam.
Semakin dalam masuk ke dalam hutan, daerah berpita hijau tidak lagi terlihat, digantikan dengan pita berwarna kuning. Keiron mendapati beberapa bangsawan di daerah itu. Namun, ia tidak menemukan Josephine di sana.
Kuda Keiron mengarah pada pos daerah berpita kuning. Ia melihat kesibukan para petugas mengumpulkan hewan buruan berukuran sedang.
Keiron turun dari kudanya.
"Yang Mulia!!" Seluruh petugas bergegas memasang sikap hormat.
Keiron mengangguk, meminta mereka tidak mempedulikannya. Ia melihat-lihat hewan buruan. Langkahnya terhenti saat melihat hewan buruan yang memiliki lambang keluarga Duchess Verizon di puncak kepalanya.
"Apakah kalian melihat Duchess Verizon?" Keiron mengajukan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya.
"Saya melihatnya berada di sebelah timur pos ini sepuluh menit yang lalu, Yang Mulia."
Keiron mengangguk. "Apakah ada masalah sejauh ini?" Keiron bertanya lagi. Sudah dua jam perburuan dimulai, dan ia kembali menanyakan perkembangan acara.
"Tidak ada, Yang Mulia. Meskipun Duchess Verizon seorang peserta perburuan baru, beliau melakukan perburuan dengan baik."
"Aku mengerti. Teruskan pekerjaan kalian." Keiron kembali menaiki kereta kudanya, melanjutkan perjalanan memasuki daerah perburuan berpita merah.
Sementara itu, di dalam daerah perburuan berpita merah.
Helios mengusap peluhnya. Ia menatap beberapa petugas yang sibuk mengurus hewan buruannya. Hewan buruan di daerah berpita merah tidak berukuran biasa. Sehingga membutuhkan banyak petugas untuk mengurusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Historical FictionDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...