Saat pesta memasuki acara bebas, suasana semakin meriah.
Artis-artis papan atas mulai tampil di panggung utama, memberikan hiburan bagi para tamu dengan pertunjukan musik dan tarian yang spektakuler.
Ruangan ballroom yang megah dipenuhi dengan sorak-sorai dan tepuk tangan dari para tamu.
Semua orang terlihat menikmati malam yang semakin hidup, minuman disajikan, obrolan ramai terdengar di mana-mana, dan lantai dansa dipenuhi oleh para tamu yang bersenang-senang.
Hyeon Mi dan Helios berdiri di pinggir ruangan, menikmati penampilan tersebut sambil sesekali tertawa bersama.
Namun, di tengah kebahagiaan yang melingkupi ballroom, sesuatu yang aneh mulai terjadi.
Tiba-tiba tanpa peringatan, listrik pun padam.
Lampu-lampu kristal yang tadinya memancarkan sinar mewah seketika mati, menyelimuti ruangan dalam kegelapan yang pekat.
Hanya gemuruh kegelisahan yang mulai terdengar dari tamu-tamu yang panik.
Dalam hitungan detik, generator cadangan yang biasanya akan menyala otomatis juga tidak berfungsi, membuat keadaan semakin menegangkan.
Namun sebelum mereka sempat bereaksi lebih jauh, asap tipis mulai keluar dari bawah meja-meja bundar yang tersebar di seluruh ruangan.
Asap itu begitu ringan, hampir tidak terlihat, tetapi Hyeon Mi langsung mengenali aroma yang merayap di udara.
Instingnya bekerja cepat sebagai seseorang yang familiar dengan berbagai aroma yang digunakan untuk menghilangkan kesadaran.
Dengan gerakan cepat, ia mengambil kain lap di meja terdekat dan menutup hidung serta mulutnya, berusaha melindungi dirinya dari efek gas tersebut.
"Helios! Pakai ini!" Hyeon Mi berseru pada Helios di sebelahnya. Namun ia tidak mendapati Helios di sana.
Satu per satu cahaya terlihat dari ponsel para tamu yang masih sadar, namun para tamu pun mulai terlihat lemas.
Beberapa dari mereka berusaha untuk berdiri, tapi kemudian jatuh ke lantai, terhuyung-huyung seperti kehilangan keseimbangan.
Ada yang mulai terbatuk-batuk, sementara yang lain perlahan-lahan ambruk di kursi mereka, tidak lagi mampu menahan kantuk yang semakin berat.
Suara bisikan dan langkah kaki yang tergesa-gesa mengisi ruangan, seolah semua orang berusaha keluar dari situasi yang tidak terduga ini.
Kegelapan yang tiba-tiba melingkupi ruangan membuat suasana berubah drastis.
Hyeon Mi, yang awalnya masih menikmati pesta bersama Helios, kini terjebak dalam kekacauan yang tidak ia duga.
Dalam sekejap, segalanya berubah. Musik berhenti, obrolan dan tawa berganti dengan jeritan panik, dan kepanikan mulai merasuki semua orang di ballroom.
Matanya liar mencari Helios. “Helios?!” Hyeon Mi berbisik panik, suaranya tenggelam dalam kerumunan yang saling mendorong untuk menyelamatkan diri. Ia mengarahkan cahaya penerangan dari ponselnya ke segala arah, berharap mendengar Helios menjawab panggilannya.
“Helios?!” Panggilnya lebih keras, namun suara itu tenggelam dalam hiruk pikuk ketakutan orang-orang.
Di mana dia? Pikir Hyeon Mi, rasa panik mulai merayapi dadanya.
Ruangan semakin dipenuhi asap, dan orang-orang di sekitarnya mulai jatuh, satu per satu.
Hyeon Mi menyipitkan mata, berusaha menembus cahaya-cahaya yang tersorot tak tentu arah dari ponsel para tamu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Ficção HistóricaDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...