Dasi berwarna gading tersemat rapi di balik kerah kemeja Helios. Sebuah setelan jas melekat di tubuh atletisnya.
"Anda sudah siap."
Tak menunggu persetujuannya, Felix benar-benar mengirim Gerrard langsung ke Korea Selatan melalui penerbangan tercepat.
"Aku minta maaf, Gerrard." Helios sempat mengatur janji dengan sebuah perusahaan dua hari setelah ia tiba di hotel, namun dibatalkan karena Gerrard yang baru saja tiba hari itu.
Hari ini, hari keempat Helios berada di Seoul. Ia tidak bisa membuang waktunya lebih lama.
"Tidak masalah, Tuan. Ini bukan perjalanan bisnis. Bukankah ini liburan?" Gerrard menyahut santai.
Helios terkekeh. "Kau benar. Ini liburan. Karena itu, nikmati waktu liburmu dan beristirahatlah." Ia merasa tidak nyaman karena Gerrard selalu membantunya.
"Tidak, Tuan. Dengan tidak mengerjakan dokumen apa pun adalah istirahat saya." Gerrard menolak halus. "Apakah kita akan berangkat sekarang?"
Helios menghela napas. Sulit sekali meminta Gerrard untuk beristirahat. "Ya. Kita berangkat sekarang."
Melewati kemacetan ibu kota, Helios tiba di sebuah gedung berlantai empat puluh di pusat kota. Ia keluar dari mobil dan memasuki gedung tersebut, bertanya pada resepsionis letak perusahaan yang akan melakukan pertemuan dengannya.
"Senior tidak perlu datang ke sini." Sebuah suara yang dikenalinya membuat Helios menoleh dari meja resepsionis.
Ia melihat Hyeon Mi tengah berhadapan dengan dua orang pria. Seorang pria tampak di umur paruh baya, sementara pria lain terlihat seumuran dengannya.
Pria muda itu menyerahkan sebuah tas kertas bertuliskan sebuah merek makanan. "Makanlah ini bersama rekanmu."
"Terima kasih. Aku akan mampir sesekali ke markas." Hyeon Mi menerimanya dengan senyum lebar.
"Mengapa kau harus datang ke kantor polisi? Tidak baik jika kau terlihat sering ke sana." Pria tua itu berujar jenaka.
"Oh, ayolah. Tidak ada yang tidak mengenalku di sana, Kepala Tim Kang."
Pria muda itu tertawa kecil. "Jika kau ke sana, kami tidak bisa melepaskanmu."
"Benar. Ah, sayang sekali. Kau anggota timku yang sangat kusayangi." Pria paruh baya yang dipanggil Kepala Tim Kang terlihat kecewa.
Benar. Pekerjaan Hyeon Mi sebelumnya seorang detektif. Dia berhenti dan bekerja di Dream Studio. Helios masih mengamati percakapan ketiganya dari tempatnya.
"Kalau begitu, kami akan pergi. Kami mampir karena ada pekerjaan di sekitar sini." Pria muda itu menutup pertemuan.
Tanpa diduga Helios, pria itu mengusap kepala Hyeon Mi sekilas dan bertukar senyum.
Hyeon Mi menyentuh kepalanya. "Hati-hati di jalan." Ia melambaikan tangannya mengiringi kepergian dua pria itu keluar dari lobi gedung.
"Anda belum pergi, Tuan?" Gerrard menegur Helios yang masih berdiri di resepsionis meskipun urusannya telah selesai.
Helios melihat Hyeon Mi menempelkan kartu pengenalnya di atas sensor. Ia bergegas mengikutinya tanpa menjawab pertanyaan Gerrard. Bagaimanapun, tujuannya dan Hyeon Mi satu arah.
Hyeon Mi menekan tombol lift dan menunggunya sejenak. Helios pun berdiri di sisi Hyeon Mi.
Dering ponsel terdengar singkat. Itu milik Hyeon Mi. Ia tidak memperhatikan sekitar karena melihat pesan singkat yang masuk di ponselnya.
Ting!
Pintu lift terbuka, Hyeon Mi memasuki lift dan menekan tombol lantai dua puluh lima. Ia lantas melihat layar ponselnya setelah memastikan lift akan membawanya menuju tujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Historical FictionDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...