Pintu perbatasan utama dibuka perlahan. Getaran sedikit terasa di tanah begitu pintu besar itu dibuka.
Kesatria pasukan keamanan berkumpul untuk mengamankan lokasi. Pintu perbatasan yang menghadap langsung ke lahan luas itu dikerumuni orang-orang.
Kereta kuda, gerobak, tenda-tenda usang, bahkan selimut mengisi lahan tersebut. Jumlah pengungsi yang datang meningkat dibanding terakhir kali pengumuman kedatangan pengungsi pertama kali.
Cahaya samar berpendar di ujung telunjuk Keison. Ia membuka tembok pertahanan tak kasat matanya di bagian perbatasan utama. "Apa yang terjadi jika ada pasukan kerajaan yang menyusup di antara orang-orang ini?"
Keiron menatap kejauhan, ke arah kerumunan orang yang ribut membuat antrian. "Kita harus menemukannya. Mereka bukan pengungsi."
Keison mengangguk mengerti.
Jeremy keluar dari pagar pembatas yang menutupi gerbang besar. Demi melihatnya, seluruh orang lantas berkerumun di depan Jeremy, ingin tahu alasan perbatasan akhirnya dibuka.
"Tenang!"
"Semua harap tertib!"
Jeremy menarik napas sejenak. "Duke Helios Volgov akan menerima kalian sebagai pengungsi dari kota lain."
Suara sorakan terdengar menyambut kalimat pertama Jeremy. Mereka menyerukan kabar itu pada orang-orang yang berdiri di belakang mereka.
Suara ramai tidak terkendali, beberapa bangsawan bahkan mengambil posisi bersiap dengan cepat. Tidak ingin masuk ke Kota Aghera di urutan terakhir.
"Tapi--" Suara keras Jeremy lambat laun menghentikan keramaian itu. Rupanya pengumuman yang mereka dengar belum selesai.
"Kalian akan masuk sebagai pengungsi dan akan tinggal di kamp pengungsian yang telah disediakan."
"Apa?! Bagaimana bisa kami tinggal di kamp pengungsian?!" Suara protes bangsawan sontak terdengar menyergah tambahan kalimat Jeremy.
"Sekian." Jeremy menyudahi pengumumannya dan berbalik memasuki gerbang perbatasan.
Para kesatria pasukan keamanan mengawal Jeremy yang kembali memasuki gerbang pintu perbatasan.
"Apa ini?! Kami datang bukan untuk mengungsi!!"
"Benar! Kami akan membayar semuanya, berikan kami tempat tinggal yang layak!"
Para rakyat biasa menatap bangsawan yang memprotes pengumuman Jeremy.
Bagi bangsawan yang setiap harinya hidup nyaman, untuk tinggal di kamp pengungsian adalah sebuah aib besar. Namun bagi rakyat biasa, mendapatkan tempat tinggal yang dijamin keamanannya jauh lebih baik daripada kembali ke kota mereka.
Sebuah keluarga dari rakyat biasa yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak perempuan berjalan mendekati kesatria penjaga pintu. "Bisakah kami masuk sekarang? Kami tidak masalah jika tinggal di kamp pengungsian."
Kesatria itu mengangguk. "Silakan ikuti arahan setelah melewati gerbang perbatasan." Ia mengarahkan tangannya untuk mempersilakan keluarga itu masuk.
Di tengah-tengah hiruk pikuk keributan yang dibuat oleh para bangsawan, rakyat biasa mengambil langkah pertama untuk memasuki Kota Aghera.
Satu keluarga memasuki kota disusul keluarga-keluarga lain. Melihat orang-orang telah melewati gerbang perbatasan, orang-orang lain mulai berbondong membentuk barisan yang berantakan.
Saling siku dan dorong tak terelakkan. Mereka memperebutkan barisan terdepan. Membuat kesatria turun tangan menertibkan barisan.
Para bangsawan yang sebelumnya protes akhirnya sadar setelah melihat barisan panjang, antrian memasuki Kota Aghera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Ficção HistóricaDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...