Ep. 28

35 2 0
                                    

"AAARGHH!!!"

Keiron memejamkan matanya mendengar raungan kakeknya. Ia berdiri di sudut ruangan, mengamati kakeknya yang baru saja membanting sebuah pot antik ke atas lantai, pecah menjadi serpihan.

Punggung Count Wistern naik turun, napasnya terengah-engah karena amarah. "Josephine. Jalang itu seharusnya mati! Mengapa dia justru membuat keributan lain!?"

Count Wistern berbalik, menatap cucunya yang bersembunyi di sudut ruangan. "Kemarilah, Keiron."

Keiron tersentak mendengar suara dingin kakeknya. Dengan langkah patah-patah, ia mendekati kakeknya. Di balik punggungnya, ia menggenggam erat tangannya, menyalurkan emosinya di sana.

Count Wistern menyambar tongkat kayu miliknya dan mengangkatnya. Ia baru saja selesai menggulung lengan bajunya. Bersiap memukuli Keiron.

Keiron menghentikan langkahnya sebelum sampai di dekat kakeknya. Jika saja bisa, ia ingin sekali mempengaruhi pikiran kakeknya, mengubahnya, seperti hal yang biasanya dilakukannya pada orang lain. Namun, ia tidak akan pernah bisa melakukannya.

Bukan karena kakeknya dapat menggunakan kekuatan sihir. Melainkan, karena kakeknya menggunakan sebuah benda sihir berupa kalung yang memiliki kemampuan untuk menangkal kekuatan sihir.

Keiron bukan tidak pernah mencobanya, setiap dipukuli ia selalu mencoba mempengaruhi kakeknya. Namun, ia tidak bisa melawan kekuatan benda sihir yang melindungi kakeknya.

"Mengapa kau berhenti di sana, Keiron?"

Keiron menatap kakeknya sejenak. Pandangannya mulai lelah. Entah sejak kapan ia menyadari bahwa dirinya lelah dengan semua perlakuan kakeknya padanya.

Tanpa tedeng aling-aling, Count Wistern yang sebelumnya sibuk memanggil pun berderap menuju Keiron dan melayangkan tongkatnya pada perut Keiron.

"Gahk!!" Keiron terbatuk. Merasakan rasa sakit yang luar biasa.

"Seharusnya kau mendekat sebelum aku yang mendatangimu, Keiron."

Saat hantaman berikutnya kembali mendarat, Keiron tidak bisa merasakan apapun. Entah kenapa, pikirannya berkelana menuju kamarnya di istana. Menuju meja kerjanya, di dalam sebuah laci meja kerjanya, ia menyimpan sebuah jubah dan obat luka di sana.

Obat luka pemberian Josephine itu sudah habis setengahnya. Padahal ukuran salep itu cukup besar untuk dipakai berbulan-bulan. Tapi, ia hanya menghabiskannya dalam beberapa minggu.

"Count Wistern! Count Wistern!!"

Hantaman berikutnya terhenti. Count Wistern menoleh ke arah keributan.

Pintu ruang kerja Count Wistern terbuka lebar. Baron Hazel Bredley, dengan wajahnya yang berantakan, berlari menerobos penjagaan ruang kerja Count Wistern.

Baron Hazel Bredley sedikit terkejut melihat keadaan Pangeran Keiron. Namun ia tidak punya waktu untuk itu.

"Count Wistern! Selamatkan saya! Pasukan keamanan datang! Mereka mencari saya karena kasus penculikan yang dilakukan organisasi Black Dragon! Tolong katakan pada mereka bahwa saya tidak tahu apa-apa, Count!!!" Baron Hazel Bredley sontak bersujud di bawah kaki Count Wistern sambil menyerukan keperluannya.

Count Wistern mendecih. "Kau memang bertanggung jawab untuk ini, Baron Bredley! Kau salah satu investor terbesar organisasi Black Dragon!"

"Itu tidak benar! Anda-lah investor yang berada di belakang saya, Count!!" Baron Hazel Bredley menyergah. Matanya terbelalak, menatap putus asa Count Wistern.

"Cukup sampai di sana, Baron Bredley. Aku tidak bisa membantumu."

Baron Hazel Bredley ternganga, banyak kata-kata yang ingin diucapkannya. "Anda bisa melakukannya! Seperti terakhir kali kasus perdagangan ilegal saya, anda memangkas semua bukti yang mengarah pada anda!! Tolong lakukan itu! Tolong pangkas semua bukti yang mengarah pada saya!"

Return to the World I Belong to BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang