"Yang Mulia! Apa yang anda lakukan?!" Beatrix menjerit melihat Josephine sudah bangun tidur. Dan hal yang lebih mengejutkan, melihat nonanya tengah membereskan tempat tidurnya sendiri.
Josephine yang biasanya tidak pernah bangun lebih pagi sebelum pelayan membangunkannya, maupun merapihkan tempat tidur seperti saat ini.
Hyeon Mi ingin sekali menepuk dahinya. Kebiasaanku ini ternyata membawa masalah. "Selamat pagi, Beatrix. Aku hanya mencoba mengerjakan sesuatu sendiri."
"Apa maksud anda? Anda dilahirkan untuk dilayani, anda tidak perlu membuat tubuh anda lelah." Beatrix menyergah, mengambil alih tempat tidur Josephine meskipun sudah selesai dibereskan oleh Hyeon Mi.
Hyeon Mi mengerutkan keningnya. "Dilahirkan untuk dilayani?" Ia mengulang kalimat Beatrix.
Beatrix mengangguk mantap. Ia sibuk merapihkan segala sudut kasur nonanya hingga tampak sempurna. "Jika tidak dilahirkan untuk dilayani, untuk apa anda mempelajari semua pendidikan untuk menjadi ratu sejak kecil?"
Hyeon Mi tertegun. Ah, aku ingat. Josephine adalah wanita yang cerdas, namun kekurangannya ada pada sifatnya yang manja. Pendidikan ratu yang kubuat di cerita ini adalah untuk anak-anak perempuan bangsawan kelas atas yang diseleksi untuk menjadi putri mahkota. Dan Josephine adalah orang yang lulus dari seleksi itu.
Setelah Josephine terbunuh, tidak ada alasan untuk mengadakan seleksi lagi karena kekhawatiran para bangsawan terhadap kematian seorang putri bangsawan. Sehingga Keizer dengan mudah memilih pasangannya sendiri.
"Yang Mulia, apa yang anda pikirkan?" Tegur Beatrix melihat Josephine terdiam cukup lama.
Hyeon Mi menggeleng. "Hari ini aku akan mengunjungi Istana Putra Mahkota, tolong sampaikan pesan ini."
Raut wajah Beatrix berubah sedih, "apakah anda yakin mengenai pembatalan pertunangan ini? Bahkan tiga hari yang lalu anda mengalami kecelakaan yang cukup mengerikan."
Hyeon Mi terdiam, ia berpikir sejenak. "Ya. Ini satu-satunya cara agar aku dan semua orang selamat."
"Padahal anda sangat menyukai Yang Mulia Putra Mahkota, bagaimana bisa dalam sehari anda berubah tidak menyukainya?" Beatrix berubah emosional, ia tampak ingin menangis.
Hyeon Mi menghela napas. "Semua orang bisa berubah. Dan aku pun bisa. Untuk apa aku mempertahankan rasa sukaku pada pria yang bahkan tidak ingin melihatku?" Tukasnya jengkel. Ayolah, sebenarnya Josephine secinta apa pada Keizer?
Beatrix mengangguk, terpaksa setuju. "Tapi, sepertinya anda tidak bisa menemui Yang Mulia Putra Mahkota hari ini. Tuan dan Nyonya Velasquez akan sampai di istana hari ini."
Tuan dan Nyonya Velasquez? Ah, itu berarti orangtua Josephine. "Bagaimana bisa aku tidak mendengar kabar tentang hal ini??" Hyeon Mi bertanya bingung.
"Ehm.. maaf, Yang Mulia. Tuan dan Nyonya meminta saya merahasiakannya dari anda." Beatrix terdengar ragu.
"Merahasiakan? Kenapa?"
Beatrix menggeleng, "saya tidak tahu alasannya."
Hyeon Mi berpikir sejenak. Bagaimanapun, aku tidak tahu apapun mengenai karakter Josephine. Aku hanya membuatnya ada, dan tiba-tiba mati. Aku tidak menceritakannya secara detail karena hanya tokoh figuran. Aku harus menemukan lebih banyak petunjuk.
"Baiklah, aku harus bersiap."
■
■
■
Sebuah kereta kuda berukuran besar tampak memasuki pelataran Istana Selatan. Kereta kuda itu berwarna putih bersih dengan ukiran emas di setiap dindingnya. Kusir dengan seragam berwarna putih terlihat di muka kereta kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Ficción históricaDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...