Tok! Tok!
Hyeon Mi mengalihkan pandangan dari beberapa dokumen begitu mendengar suara ketukan pintu. Biasanya, jika pelayan yang mengetuk, mereka akan langsung masuk setelah meminta izin.
Namun, tidak ada suara apapun setelah ketukan pintu itu.
Sebelumnya, Hyeon Mi meminta seluruh pelayannya meninggalkan kamarnya agar ia lebih leluasa membaca beberapa buku kerajaan yang dipinjamnya.
"Siapa?" Hyeon Mi bergumam, berjalan mendekati pintu kamarnya kemudian membukanya.
Dalam sepersekian detik, Hyeon Mi terkejut melihat paras cantik natural terpampang di hadapannya. "Ah, Nona Rachel? Ada apa anda datang ke sini?" Tanyanya ramah, meskipun ia tetap bersikap waspada.
Wajah cantik itu terlihat bingung. "Hari ini saya diperintahkan untuk mengikuti persidangan sebagai saksi. Tapi, saya tidak mengetahui di mana letak Balai Pengadilan. Dan tidak ada orang yang menunjukkannya pada saya. Apakah anda bisa membantu saya?" Tanyanya penuh harap.
Ah. Ini persidangan kasus kota Abricas. Itu berarti, hari Rachel diberikan penghargaan sebagai rakyat pemberani, dia mendapatkan gelar bangsawan di sini dan juga mendapatkan pekerjaan di kantor administrasi istana. Hyeon Mi berpikir cepat.
"Apakah anda sibuk? Jika iya, saya--"
"Tidak. Kalau begitu, akan saya antarkan." Sela Hyeon Mi cepat dengan senyum cerah. Tidak mungkin aku menghalangi jalan cerita utama yang sudah semestinya terjadi. Batinnya miris.
Rachel tersenyum cerah. "Terima kasih banyak, Yang Mulia."
"Ah, panggil saja aku Josephine. Aku bukan putri mahkota lagi sekarang." Ralat Hyeon Mi tidak nyaman.
"Sebuah kehormatan untuk bisa memanggil nama anda. Josephine." Tanggap Rachel ceria. "Kalau begitu, anda juga bisa memanggil saya Rachel. Tidak perlu menggunakan 'nona'."
Hyeon Mi mengangguk pasrah. "Ayo kita berangkat sekarang."
Mereka berdua pun berjalan beriringan keluar dari paviliun tamu Istana Utara.
Sebuah kereta kuda berwarna putih dengan lambang keluarga Velasquez tersedia di pelataran istana. Seorang kesatria membukakan pintu kereta kuda, membantu Hyeon Mi dan Rachel menaiki kereta kuda.
Rachel menyapu pandang seisi kabin kereta kuda Marquess Velasquez yang dinaikinya bersama Josephine.
Setelah pembatalan pertunangan, Marquess Velasquez mengirimkan kesatria, pelayan, dan kereta kuda pribadi untuk Josephine agar tidak perlu menggunakan fasilitas dari istana.
"Kereta kuda yang indah, Josephine." Puji Rachel tulus.
Hyeon Mi mengulas senyum. "Terima kasih."
"Ada yang ingin kutanyakan." Cetus Rachel tiba-tiba.
"Silakan."
"Apakah kau tidak kesepian tinggal di istana? Sepertinya kediamanmu jauh dari istana. Bagaimana jika kau merindukan keluargamu?"
Hyeon Mi tertegun. Ia memang sangat merindukan keluarganya di Seoul. Rekan tim polisi, Hae Na dan keluarganya, serta neneknya di Busan. "Ya. Rumahku sangat jauh dari istana. Bohong jika aku mengatakan tidak kesepian. Aku juga merindukan keluargaku, tapi aku baru bisa menemui mereka setelah masalahku selesai. Karena itu, aku harus bertahan."
Rachel menatap Josephine penuh simpati. "Kau hebat sekali, Josephine."
Sesuatu melesak di hati Hyeon Mi mendengar panggilan Rachel. Ingin sekali ia meneriakkan bahwa namanya bukanlah Josephine. Namun, ia hanya bisa memendam jeritan itu dan menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Исторические романыDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...